Meninggalkan keinginan
Keinginan ingin menjadi yang terbaik dalam hidup, keinginan untuk slalu sukses, keinginan untuk memiliki jabatan yang tinggi, keinginan untuk dihormati, disanjung, dipuji, dipuja, banyak harta, keinginan untuk mendapatkan kemuliaan, keinginan untuk slalu berhasil dan masih banyak lagi keinginan2. semua keinginan itu merupakan belenggu diri manusia. Keinginan2 itu yang membuat kita mencintai dunia secara berlebihan dan meninggalkan jalan kita yang sebenarnya, yaitu jalan untuk menghambakan diri kepada Allah, Sang Pencipta Alam yang Maha Tunggal.
Keinginan merupakan tabiat manusia yang telah tertanam dalam diri setiap insan. Jalan sufi merupakan jalan yang hanya “berpatokan” pada Allah, jika ada keinginan pada mereka, itu merupakan “hadiah” dari “Sang Kekasih” dan mereka akan melakukan yang terbaik, tidak mengenal kata putus asa, lelah, sedih dan kata2 “negatif” lainnya. Keinginan itu berdasarkan hanya keikhlasan dan cinta.
Keinginan yang menyebabkan kesengsaraan manusia, sebagian besar manusia melakukan apa saja berdasarkan kehendak “naluri hewani” sehingga dia slalu berbuat kerusakan di bumi. Diakhir zaman ini, orang melakukan “kerusakan” , dia katakan itu adalah titah atau perintah dari Tuhan. Dia tidak menggunakan hati sebagai “penyaring” dari hal2 yang tidak boleh dilakukan. Dia terperangka “jebakan” Tuhan.
“apapun yang kau dengar dan katakan tentang cinta itu hanyalah kulit, sebab inti dari cinta adalah sebuah rahasia yang tak terungkap”. (Jalaluddin Rummi).
Selama manusia masih memiliki “keinginan2 duniawi”, selama itu pula “kesengsaraan” tidak akan pernah terlepas. Meskipun banyak orang yang mengatakan tentang cinta, cinta itu hanyalah kulit yang tak berarti apa2 karena “termakan” oleh keinginan 2 semu dunia. Kita mengatakan lebih dekat dengan Tuhan tapi sesungguhnya tidak. Kita tidak maju juga tidak mundur, kita berada di titik awal antara maju dan mundur. Sesungguhnya kita sering berada dalam “lingkaran jebakan” Tuhan. Hati manusia yang beriman adalah Singgasana Kemuliaan Tuhan “.
“jika kau ingin mengakhiri kesengsaraan-mu, carilah juga untuk hilangkan kearifan2 yang lahir dari angan2 manusia yang kekurangan cahaya limpahan rahmat Tuhan. Kearifan dunia memperbesar keraguan, kearifan iman membawa-mu bebas ke dalam langit”.(Jalaluddin Rummi)…
Kamis, 29 Oktober 2009
GAYA CINTA ALA JALALLUDIN RUMMI
Syair Jalaludin Rumi
salah seorang sufi yang terkenal namanya sampai saat ini,syair syairnya sangat indah dan sampai pada tujuannya. Dia adalah, orang yang tidak mempunyai ketiadaan, Saya mencintainya dan Saya mengaguminya, Saya memilih jalannya dan Saya memalingkan muka ke jalannya. Setiap orang mempunyai kekasih, dialah kekasih saya, kekasih yang abadi.
Dia adalah orang yang Saya cintai, dia begitu indah, oh dia adalah yang paling sempurna. Orang-orang yang mencintainya adalah para pecinta yang tidak pernah sekarat. Dia adalah dia dan dia dan mereka adalah dia. Ini adalah sebuah rahasia, jika kalian mempunyai cinta, kalian akan memahaminya
Kearifan Cinta
CINTA yang dibangkitkanoleh khayalan yang salahdan tidak pada tempatnyabisa saja menghantarkannyapada keadaan ekstasi.Namun kenikmatan itu,jelas tidak seperti bercinta dengan kekasih sebenarnyakekasih yang sedar akan hadirnya seseorang
Nafsu
Nafsumu itu ibu segala berhalaBerhala kebedaan ular sawaBerhala keruhanian nagaItu ibarat perumpamaannyaMudah sekali memecah berhalaKalau diketuk hancurlah iaWalau batu walaupun bataWalau ular walaupun nagaTapi bukan mudah mengalahkan nafsuJika hendak tahu bentuk nafsuBacalah neraka dengan tujuh pintuDari nafsu keluar ma’siat setiap waktu.mencintainya inisebagaimana kenikmatan lelakiyang memeluk tugu batudi dalam kegelapan sambil menangis dan meratap.Meskipun dia merasa nikmatkerana berfikir bahawa yang dipeluk adalah kekasihnya, tapijelas tidak senikmatorang yang memeluk kekasih sebenarnyakekasih yang hidup dan sedar.
Cinta
“Dia adalah, orang yang tidak mempunyai ketiadaan,Saya mencintainya dan Saya mengaguminya, Saya memilihjalannya dan Saya memalingkan muka ke jalannya. Setiaporang mempunyai kekasih, dialah kekasih saya, kekasihyang abadi. Dia adalah orang yang Saya cintai, diabegitu indah, oh dia adalah yang paling sempurna.Orang-orang yang mencintainya adalah para pecinta yangtidak pernah sekarat. Dia adalah dia dan dia danmereka adalah dia. Ini adalah sebuah rahasia, jikakalian mempunyai cinta, kalian akan memahaminya.
Kekasih
Tentang seseorang di pintu Sang Kekasihdan mengetuk. Ada suara bertanya, “Siapa di sana?”Dia menjawab, “Ini Aku.”Sang suara berkata, “Tak ada ruang untuk Aku dan Kamu.”Pintu tetap tertutupSetelah setahun kesunyian dan kehilangan, dia kembalidan mengetuk lagi. Suara dari dalam bertanya, “Siapa di sana?”Dia berkata, “Inilah Engkau.”Maka, sang pintu pun terbuka untuknya.
Mujahadah dan Makrifat
Makrifat itu pengenalan jiwaMengenal jiwa dan mengenal TuhannyaMengenal dengan sejelas jelasnyaTidak kabur tapi jelas nyataMujahadah itu perjuangan dan usahaMakrifat itu menuai hasilnyaMujahadah itu dalam perjalananMakrifat itu matlamat tujuanMakrifat itu pembuka rahsiaMakrifat itu sendiri rasaMakrifat itu sagunyaMujahadah itu memecah ruyungnya.
Saatnya Untuk Pulang
Malam larut, malam memulai hujaninilah saatnya untuk kembali pulang.Kita sudah cukup jauh mengembaramenjelajah rumah-rumah kosong.Aku tahu: teramat menggoda untuk tinggal sajadan bertemu orang-orang baru ini.Aku tahu: bahkan lebih pantasuntuk menuntaskan malam di sini bersama mereka,tapi aku hanya ingin kembali pulang.Sudah kita lihat cukup destinasi indahdengan isyarat dalam ucap merekaInilah Rumah Tuhan. Melihatbutir padi seperti perangai semut,tanpa ingin memanennya. Biar tinggalkan sajasapi menggembala sendiri dan kita pergike sana: ke tempat semua orang sungguh menujuke sana: ke tempat kita leluasa melangkah telanjang.
Kau dan Aku
Bahagia saat kita duduk di pendapa, kau dan aku,Dua sosok dua tubuh namun hanya satu jiwa, kau dan aku.Harum semak dan nyanyi burung menebarkan kehidupanPada saat kita memasuki taman, kau dan aku.Bintang-bintang yang beredar sengaja menatap kita lama-lama;Bagai bulan kita bagikan cahaya terang bagi mereka.Kau dan aku, yang tak terpisahkan lagi, menyatu dalam nikmat tertinggi,Bebas dari cakap orang, kau dan aku.Semua burung yang terbang di langit mengidap iriLantaran kita tertawa-tawa riang sekali, kau dan aku.Sungguh ajaib, kau dan aku, yang duduk bersama di sudut rahasia,Pada saat yang sama berada di Iraq dan Khorasan, kau dan aku.Cinta
CINTA yang dibangkitkanoleh khayalan yang salahdan tidak pada tempatnyabisa saja menghantarkannyapada keadaan ekstasi.Kau sudah banyak menderitaTetapi kau masih terbalut tirai’Karena kematian adalah pokok segalaDan kau belum memenuhinyaDeritamu tak kan habis sebelum kau ‘Mati’Kau tak kan meraih atap tanpa menyelesaikan anak tanggaKetika dua dari seratus anak tangga hilangKau terlarang menginjak atapBila tali kehilangan satu elo dari seratusKau tak kan mampu memasukkan air sumur ke dalam timbaHai Amir, kau tak kan dapat menghancurkan perahuSebelum kau letakan “mann” terakhir…Perahu yang sudah hancur berpuing-puingAkan menjadi matahari di LazuardiKarena kau belum ‘Mati’,Maka deritamu berkepanjanganHai Lilin dari Tiraz, padamkan dirimu di waktu fajarKetahuilah mentari dunia akan tersembunyiSebelum gemintang bersembunyiArahkan tombakmu pada dirimuLalu ‘Hancurkan’lah dirimuKarena mata jasadmu seperti kapas di telingamu…Wahai mereka yang memiliki ketulusan…Jika ingin terbuka ‘tirai’Pilihlah ‘Kematian’ dan sobekkan ‘tirai’Bukanlah karena ‘Kematian’ itu kau akan masuk ke kuburanAkan tetapi karena ‘Kematian’ adalah PerubahanUntuk masuk ke dalam Cahaya…Ketika manusia menjadi dewasa, matilah masa kecilnyaKetika menjadi Rumi, lepaslah celupan Habsyi-nyaKetika tanah menjadi emas, tak tersisa lagi tembikarKetika derita menjadi bahagia, tak tersisa lagi duri nestapa…
Kau dan Aku
Nikmati waktu selagi kita duduk di punjung, Kau dan Aku;Dalam dua bentuk dan dua wajah — dengan satu jiwa,Kau dan Aku.Warna-warni taman dan nyanyian burung memberi obat keabadianSeketika kita menuju ke kebun buah-buahan, Kau dan Aku.Bintang-bintang Surga keluar memandang kita –Kita akan menunjukkan Bulan pada mereka, Kau dan Aku.Kau dan Aku, dengan tiada ‘Kau’ atau ‘Aku’,akan menjadi satu melalui rasa kita;Bahagia, aman dari omong-kosong, Kau dan Aku.Burung nuri yang ceria dari surga akan iri pada kita –Ketika kita akan tertawa sedemikian rupa; Kau dan Aku.Ini aneh, bahwa Kau dan Aku, di sudut sini …Keduanya dalam satu nafas di Iraq, dan di Khurasan –
Kau dan Aku.
Tindakan Dan Kata-KataAku memberi orang-orangapa yang mereka inginkan.Aku membawakan sajak kerana merekamenyukainya sebagai hiburan.Di negaraku, orang tidak menyukai puisi.Sudah lama aku mencari orang yangmenginginkan tindakan, tetapimereka semua ingin kata-kata.Aku siap menunjukkan tindakan pada kalian;tetapi tidak seorang pun akan menyikapinya.Maka aku hadirkan padamu — kata-kata.Ketidakpedulian yang bodohakhirnya membahayakan,Bagaimanapun hatinya satu denganmu.
Menyatu Dalam Cinta
Berpisah dari Layla, Majnun jatuh sakit. Badan semakin lemah, sementara suhu badan semakin tinggi.Para tabib menyarankan bedah, “Sebagian darah dia harus dikeluarkan, sehinggu suhu badan menurun.”Majnun menolak, “Jangan, jangan melakukan bedah terhadap saya.”Para tabib pun bingung, “Kamu takut? padahal selama ini kamu masuk-keluar hutan seorang diri. Tidak takut menjadi mangsa macan, tuyul atau binatang buas lainnya. Lalu kenapa takut sama pisau bedah?”“Tidak, bukan pisau bedah itu yang kutakuti,” jawab Majnun.“Lalu, apa yang kau takuti?”“Jangan-jangan pisau bedah itu menyakiti Layla.”“Menyakiti Layla? Mana bisa? Yangn dibedah badanmu.”“Justru itu. Layla berada di dalam setiap bagian tubuhku. Mereka yang berjiwa cerah tak akan melihat perbedaan antara aku dan Layla.”
‘Mati’ sebelum Engkau Mati
Tafsiran Muutu Qabla anta Muutu : Rumi(’Mati’ sebelum Engkau Mati)Kau sudah banyak menderitaTetapi kau masih terbalut tirai’Karena kematian adalah pokok segalaDan kau belum memenuhinyaDeritamu tak kan habis sebelum kau ‘Mati’Kau tak kan meraih atap tanpa menyelesaikan anak tanggaKetika dua dari seratus anak tangga hilangKau terlarang menginjak atapBila tali kehilangan satu elo dari seratusKau tak kan mampu memasukkan air sumur ke dalam timbaHai Amir, kau tak kan dapat menghancurkan perahuSebelum kau letakan “mann” terakhir…Perahu yang sudah hancur berpuing-puingAkan menjadi matahari di LazuardiKarena kau belum ‘Mati’,Maka deritamu berkepanjanganHai Lilin dari Tiraz, padamkan dirimu di waktu fajarKetahuilah mentari dunia akan tersembunyiSebelum gemintang bersembunyiArahkan tombakmu pada dirimuLalu ‘Hancurkan’lah dirimuKarena mata jasadmu seperti kapas di telingamu…Wahai mereka yang memiliki ketulusan…Jika ingin terbuka ‘tirai’Pilihlah ‘Kematian’ dan sobekkan ‘tirai’Bukanlah karena ‘Kematian’ itu kau akan masuk ke kuburanAkan tetapi karena ‘Kematian’ adalah PerubahanUntuk masuk ke dalam Cahaya…Ketika manusia menjadi dewasa, matilah masa kecilnyaKetika menjadi Rumi, lepaslah celupan Habsyi-nyaKetika tanah menjadi emas, tak tersisa lagi tembikarKetika derita menjadi bahagia, tak tersisa lagi duri nestapa…
Kembali Pada Tuhan
Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka,maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan.Begitulah caranya!Jika engkau hanya mampu merangkak,maka merangkaklah kepadaNya!Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk,maka tetaplah persembahkan doamuyang kering, munafik dan tanpa keyakinan;kerana Tuhan, dengan rahmatNyaakan tetap menerima mata wang palsumu!Jika engkau masih mempunyaiseratus keraguan mengenai Tuhan,maka kurangilah menjadi sembilan puluh sembilan saja.Begitulah caranya!Wahai pejalan!Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji,ayuhlah datang, dan datanglah lagi!Kerana Tuhan telah berfirman:“Ketika engkau melambung ke angkasaataupun terpuruk ke dalam jurang,ingatlah kepadaKu,kerana Akulah jalan itu.”Empat Lelaki Dan PenterjemahEmpat orang diberi sekeping wang.Pertama adalah orang Persia, ia berkata, “Aku akan membeli anggur.”Kedua adalah orang Arab, ia berkata, “Tidak, kerana aku ingin inab.”Ketiga adalah orang Turki, ia berkata, “Aku tidak ingin inab, aku ingin uzum.”Keempat adalah orang Yunani, ia berkata, “Aku ingin stafil.”Kerana mereka tidak tahu erti nama-nama tersebut, mereka mulai bertengkar. Mereka memang sudah mendapat informasi, tetapi tanpa pengetahuan.Orang bijak yang memperhatikan mereka berkata, “Aku tidak dapat memenuhi semua keinginan kalian, hanya dengan sekeping wang yang sama. Jika kalian jujur percayalah kepadaku, sekeping wang kalian akan menjadi empat; dan keempatnya akan menjadi satu.”Mereka pun tahu bahawa sebenarnya keempatnya dalam bahasa masing-masing, menginginkan benda yang sama, buah anggur.
Jalan i
Jalan sudah ditandai.Jika menyimpang darinya,kau akan binasa.Jika mencuba mengganggu tanda-tanda jalan tersebut,kau melakukan perbuatan syaitan.
Siapa Di Pintuku?
Katanya, “siapa di pintuku?”Jawabku,”hamba-Mu yang lata,”Katanya, “urusan apa yang kamu punya?”Jawabku, ” ‘tuk mencumbu-Mu ya Rabb,”Katanya,”berapa lama bakal kau kembara?”Jawabku,”sampai Kau cegat daku,”Katanya,”berapa lama kau didihkan di api?”Jawabku, “sampai diriku murni,”“Inilah sumpah cintakuDemi Cinta semataKutinggalkan harta dan kuasa.”Katanya, “kamu buktikan kasusmuTapi, kamu takpunya saksi,”Kataku,”Tangisku, saksikuwajah pasiku, saksiku,”Katanya, saksimu takpunya sahsiahmatamu membasah ‘tuk dilihat.”Jawabku,”atas kerahiman, adil-MuMataku cerah dan tanpa salah,”Katanya,”Apa yang kaucari?”Jawabku, “Kamu! ‘tuk jadi rekan dampinganku,”Katanya, “apa yang kamu mau dariku,”Jawabku,”Kemuliaan, kemesraanmu,”Katanya,”Siapa teman sekembaramu?”Jawabku,”Ingatan kepada-Mu, O Sang Raja,”Katanya, “Apa yang membuatmu ke mari?”Jawabku,”Kelezatan anggur-Mu,”Katanya, “Apa yang membuatmu puas?”Jawabku, “Dampingan-Mu Sang Maharaja”Katanya,”Apa yang kamu temui di sini?”Jawabku, “Seratus keajaiban,”Katanya,”Mengapa istana ditinggal porakperanda?”Jawabku,”Mereka takutkan perampok,”Katanya, “Siapa perampok itu?”jawabku,” Seseorang yang lari dari-Mu,”Katanya,”Tidak adakah keselamatan di situ?”Jawabku,”Dengan hadirnya Cinta-Mu,”Katanya,” Apa faedah yang kamu terima dari kehidupan?”Jawabku,”Dengan jujur kepada diriku,”Kini masa untuk menyepi.Kalau kukatakan padamu tentang intisari sebenarnyaKau bakal terbang, dirimu akan sirnaDan tiada pintu, tiada bumbung dapat menarikmu kembali.
Bahagia Sejenak
Bahagia sejenakkamu dan aku duduk di serambikita dua, tapi satu roh, kamu dan akukita rasa aliran air kehidupan di sinikamu dan aku dengan keindahan tamandan burungburung bernyanyibintangbintang menatap kitadan kita menanyakan mereka‘gimana mau menjadi bulan sabit kecilkamu dan aku bukan diri, bakal menyatutakberasingan, betapa spekulasi kamu dan aku.tiong syorgawi bakal retakkan gulawaktu kita tertawa bersama, kamu dan akudalam satu bentuk di muka bumi inidan dalam bentuk lain di bumi manisdi kebebasan waktu yang tak tecatat
Tanpa Cinta, Segalanya Tak Bernilai
Jika engkau bukan seorang pencinta, maka jangan pandang hidupmu adalah hidup. Sebab tanpa Cinta, segala perbuatan tidak akan dihitung pada Hari Perhitungan nanti. Setiap waktu yang berlalu tanpa Cinta, akan menjelma menjadi wajah yang memalukan dihadapanNya.Burung-burung Kesedaran telah turun dari langit dan terikat pada bumi sepanjang dua atau tiga hari. Mereka merupakan bintang-bintang di langit agama yang dikirim dari langit ke bumi. Demikian pentingnya Penyatuan dengan Allah dan betapa menderitanya Keterpisahan denganNya.Wahai angin, buatlah tarian ranting-ranting dalam zikir hari yang kau gerakkan dari Persatuan. Lihatlah pepohonan ini ! Semuanya gembira bagaikan sekumpulan kebahagiaan. Tetapi wahai bunga ungu, mengapakah engkau larut dalam kepedihan ? Sang lili berbisik pada kuncup : “Matamu yang menguncup akan segera mekar. Sebab engkau telah merasakan bagaimana Nikmatnya Kebaikan.”Di manapun, jalan untuk mencapai Kesucian Hati adalah melalui Kerendahan Hati. Hingga dia akan sampai pada jawaban “YA” dalam pertanyaan : “Bukankah Aku ini Rabbmu ?”“Kisah Keajaiban Cinta”
Kamu pipa air yang kering dan aku hujannya/kamu kota yang hancur dan aku arsiteknya/tanpa khidmat padaku sang mentari suka cita/kamu takkan pernah mencicipi bahagia.Apa Yang mesti Ku lakukan
Apa yang mesti kulakukan, O Muslim? Aku tak mengenal didiku sendiriAku bukan Kristen, bukan Yahudi, bukan Gabar, bukan MuslimAku bukan dari Timur, bukan dari Barat, bukan dari darat, bukan dari laut,Aku bukan dari alam, bukan dari langit berputar,Aku bukan dari tanah, bukan dari air, bukan dari udara, bukan dari api,Aku bukan dari cahaya, bukan dari debu, bukan dari wujud dan bukan dari halAku bukan dari India, bukan dari Cina, bukan dari Bulgaria, bukan dari Saqsin,Aku bukan dari Kerajaan Iraq, bukan dari negeri Korazan.Aku bukan dari dunia ini ataupun dari akhirat, bukan dari Syurga ataupun NerakaAku bukan dari Adam, bukan dari Hawa, bukan dari Firdaus bukan dari RizwanTempatku adalah Tanpa tempat, jejakku adalah tak berjejakIni bukan raga dan jiwa, sebab aku milik jiwa KekasihTelah ku buang anggapan ganda, kulihat dua dunia ini esaEsa yang kucari, Esa yang kutahu, Esa yang kulihat, Esa yang ku panggilIa yang pertama, Ia yang terakhir, Ia yang lahir, Ia yang bathinTidak ada yang kuketahui kecuali :Ya Hu” dan “Ya man Hu”Aku mabuk oleh piala Cinta, dua dunia lewat tanpa kutahuAku tak berbuat apa pun kecuali mabuk gila-gilaanKalau sekali saja aku seminit tanpa kau,Saat itu aku pasti menyesali hidupkuJika sekali di dunia ini aku pernah sejenak senyum,Aku akan merambah dua dunia, aku akan menari jaya sepanjang masa.O Syamsi Tabrizi, aku begitu mabok di dunia ini,Tak ada yang bisa kukisahkan lagi, kecuali tentang mabuk dan gila-gilaan.Nubuwah Cinta dari Rumi
Aku mati sebagai mineral dan menjelma tumbuhan,Aku mati sebagai tumbuhan dan terlahir binatang,Aku mati sebagai binatang dan kini manusia.Kenapa aku mesti takut? Maut tak menyebabkanku berkurang!Namun sekali lagi aku harus mati sebagai manusia,Dan melambung bersama malaikat; dan bahkan setelah menjelma malaikataku harus mati lagi; segalanya kecuali Tuhan, akan lenyap sama sekali.Apabila telah kukorbankan jiwa malaikat ini, Aku akan menjelma sesuatu yang tak terpahami.O,..biarlah diriku tak ada!sebab ketiadaan menyanyikan nada-nada suci, “KepadaNya kita akan kembali.”
Rumi bernyanyi
Ngengat-ngengat, terbakar oleh cahaya obor di wajah Sang Kekasih, adalah pecinta-pecinta yang berdiam di tempat suci.Kalaupun kita dianggap gila atau mabuk, ini karena Pembawa Piala dan Sang Piala.Karena mulutku telah mengunyah Kemanisan-Nya Dalam pandangan yang jelas kulihat Dia berhadap-hadapan.
Warna Agama “Chinese Art and Greek Art”
Rasul pernah berkata, “Ada orang-orang yang melihatkudi dalam cahaya yang sama seperti aku melihat mereka.Kami adalah satu.Walau tak terhubung oleh tali apapun,walau tak menghafal buku dan kebiasaan,kami meminum air kehidupan bersama-sama.”Inilah sebuah kisahtentang misteri yang tersimpan:
Sekelompok Tiongkok mengajak sekelompok Yunanibertengkar tentang siapa dari merekaadalah pelukis yang terhebat.Lalu raja berkata, “Kita buktikan ini dengan debat.”Tiongkok memulai perdebatan.Tapi Yunani hanya diam, mereka tak suka perdebatan.Tiongkok lalu meminta dua ruanganuntuk membuktikan kehebatan lukisan mereka,dua ruang yang saling menghadapterpisah hanya oleh tirai.Tiongkok meminta pada rajabeberapa ratus warna lagi, dengan segala jenisnya.Maka setiap pagi, mereka pergike tempat penyimpanan pewarna kaindan mengambil semua yang ada.Yunani tidak menggunakan warna,“warna bukanlah lukisan kami.”Masuklah mereka ke ruangannyalalu mulai membersihkan dan menggosok dindingnya.Setiap hari, setiap saat, mereka membuatdinding-dindingnya lebih bersih lagi,seperti bersihnya langit yang terbuka.
Ada sebuah jalan yang membawa semua warnamenjadi ‘warna tak lagi ada’. Ketahuilah,seindah-indahnya berbagai jenis warnadi awan dan langit, semua berasal darisempurnanya kesederhanaan matahari dan bulan.Tiongkok telah selesai, dan mereka sangat banggatambur ditabuh dalam kesenangandengan selesainya lukisan agung mereka.Waktu raja memasuki ruangan, terpana diakarena keindahan warna dan seluk-beluknya.Lalu Yunani menarik tirai yang memisahkan ruangan mereka.Dan tampaklah bayangan lukisan Tiongkok dan semua pelukisnyaberkilauan terpantul pada dindingnya yang kini bagaikan cermin bening,seakan mereka hidup di dalam dinding itu.Bahkan lebih indah lagi, karenatampaknya mereka selalu berubah warna.Seni lukis Yunani itulah jalan sufi.Jangan hanya mempelajarinya dari buku.Mereka membuat cintanya bening, dan lebih bening.Tanpa hasrat, tanpa amarah. Dalam kebeningan itumereka menerima dan memantulkan kembalilukisan dari setiap potong waktu,dari dunia ini, dari gemintang, dari tirai penghalang.Mereka mengambil jalan itu ke dalam dirinya,sebagaimana mereka melihatmelalui beningnya Cahayayang juga sedang melihat mereka semua.
dia bernyanyi
Reguklah dalam-dalam cinta duniawi,agar bibirmu mampu mengecapanggur cinta yang lebih suci.
Aku mendengar dan terpikat;ruhku bergegas untuk merengkuhdekapan penerimaan Cinta,karena suara itu begitu manis.Terang Benderang
Kuingin dadaku terbelah oleh perpisahanAgar bisa kuungkapkan derita kerinduan cintaSetiap orang yang jauh dari sumbernyaIngin kembali bersatu dengannya seperti semula
Kuingin dadaku terbelah oleh perpisahanAgar bisa kuungkapkan derita kerinduan cintaSetiap orang yang jauh dari sumbernyaIngin kembali bersatu dengannya seperti semula.
Mencinta adalah mencapai TuhanTakkan pernah lagi dada seorang Pencinta merasakan kesedihanTakkan pernah lagi jubah seorang Pencinta tersentuh kematianTakkan pernah lagi jazad seorang Pencinta ditemukan terkubur di tanahMencinta adalah mencapai Tuhan
jangan tanya apa agamaku. aku bukan yahudi. bukan zoroaster. bukan pula islam. karena aku tahu, begitu suatu nama kusebut, kau akan memberikan arti yang lain daripada makna yang hidup di hatiku.
Kenapa aku harus mencari?Aku sama dengannyaJiwanya berbicara kepadakuYang kucari adalah diriku sendiri!
“Wahai kegilaan yang membuai, Kasih !Engkau Tabib semua penyakit kami !Engkau penyembuh harga diri,Engkau Plato dan Galen kami !
Aku adalah kehidupan dari yang kucintaiApa yang dapat kulakukan hai orang-orang Muslim ?Aku sendiri tidak tahu.Aku bukan orang kristen, bukan orang Yahudi, bukan orang Magi, bukan orang Mosul,Bukan dari Timur, bukan dari barat, bukan dari darat, bukan dari laut,Bukan dari tambang Alama, bukan dari langit yang melingkar,Bukan dari bumi, bukan dari air, bukan dari udara, bukan dari api,Bukan dari singgasana, bukan dari tanah, dari eksistensi, dari ada,Bukan dari India, Cina, Bulgaria, Saqsee,Bukan dari kerajaan-kerajaan Irak dan Kurasan,Bukan dari dunia ini atau yang berikutnya; dari syurga atau neraka,Bukan dari Adam, Hawa, taman-taman syurgawi, atau firdausi,Tempatku tanpa tempat, jejakku tanpa jejak,Bukan raga atau jiwa; semua adalah kehidupan dari yang kucintai.
Lewat Cintalah semua yang pahit akan jadi manis,Lewat cintalah semua yang tembaga akan jadi emas,Lewat cintalah semua endapan akan jadi anggur murni,Lewat cintalah semua kesedihan akan jadi obat,Lewat cintalah si mati akan jadi hidup,Lewat cintalah Raja jadi budak.
Simbolisme Sufi
Pelukan dan ciuman adalah pesona-pesona cinta.Tidur adalah kontemplasi,Parfum adalah harapan untuk berkah Ilahi.Penyembah berhala berarti manusia dengan keyakinan murni, bukan kaum kafir.Anggur, yang dilarang oleh Nabi Muhammad kepada pengikutnya, digunakan sebagai sebuah symbol-kata oleh kaum Sufi untuk menunjuk pengetahuan spiritual, danPenjual anggur berarti seorang pemandu spiritual.Sebuah Kedai minum adalah tempat dimana anggur cinta Ilahi memabukkan para musafir.Kemabukan berarti ekstase religius, Keriangan adalah kesenangan dalam cinta Sang Khaliq.Keindahan berarti keagungan Sang Kekasih.Rambut ikal dan Rambut berarti kemurnian yang menyelubungi wajah Kesatuan dari para pecinta-Nya.Pipi berarti esensi nama-nama dan sifat-sifat Ilahi. Bulu halus adalah dunia ruh-ruh suci yang paling dekat dengan Ketuhanan. Tahi lalat pada pipi adalah titik Kesatuan yang tak bisa dibagi.Obor adalah cahaya yang terpancar dalam hati oleh Sang Kekasih.
Lihat hanya Satu,katakan hanya Satu,kenal hanya Satu.
SEBERAPA JAUH ENGKAU DATANG!
Sesungguhnya, engkau adalah tanah liat. Dari bentukan mineral, kau menjadi sayur-sayuran. Dari sayuran, kau menjadi binatang, dan dari binatang ke manusia. Selama periode ini, manusia tidak tahu ke mana ia telah pergi, tetapi ia telah ditentukan menempuh perjalanan panjang. Dan engkau harus pergi melintasi ratusan dunia yang berbeda.
JALAN
Jalan sudah ditandai.Jika menyimpang darinya, kau akan binasa.Jika mencoba mengganggu tanda-tanda jalan tersebut,kau melakukan perbuatan setan.EMPAT LAKI-LAKI DAN PENERJEMAH
Empat orang diberi sekeping uang.
Pertama adalah orang Persia, ia berkata, “Aku akan membeli anggur.”
Kedua adalah orang Arab, ia berkata, “Tidak, karena aku ingin inab.”
Ketiga adalah orang Turki, ia berkata, “Aku tidak ingin inab, aku ingin uzum.”
Keempat adalah orang Yunani, ia berkata, “Aku ingin stafil.”
Karena mereka tidak tahu arti nama-nama tersebut, mereka mulai bertengkar. Mereka memang sudah mendapat informasi, tetapi tanpa pengetahuan.
Orang bijak yang memperhatikan mereka berkata, “Aku tidak dapat memenuhi semua keinginan kalian, hanya dengan sekeping uang yang sama. Jika kalian jujur percayalah kepadaku, sekeping uang kalian akan menjadi empat; dan keempatnya akan menjadi satu.”
Mereka pun tahu bahwa sebenarnya keempatnya dalam bahasa masing-masing, menginginkan benda yang sama, buah anggur.
AKU ADALAH KEHIDUPAN KEKASIHKU
Apa yang dapat aku lakukan, wahai ummat Muslim?Aku tidak mengetahui diriku sendiri.Aku bukan Kristen, bukan Yahudi,bukan Majusi, bukan Islam.Bukan dari Timur, maupun Barat.Bukan dari darat, maupun laut.Bukan dari Sumber Alam,bukan dari surga yang berputar,Bukan dari bumi, air, udara, maupun api;Bukan dari singgasana, penjara, eksistensi, maupun makhluk;Bukan dari India, Cina, Bulgaria, Saqseen;Bukan dari kerajaan Iraq, maupun Khurasan;Bukan dari dunia kini atau akan datang:surga atau neraka;Bukan dari Adam, istrinya Adam,taman Surgawi atau Firdaus;Tempatku tidak bertempat,jejakku tidak berjejak.Baik raga maupun jiwaku: semuanyaadalah kehidupan Kekasihku …
BURUNG HANTU DAN ELANG RAJA
Seekor elang kerajaan hinggap di dinding reruntuhan yang dihuni burung hantu. Burung-burung hantu menakutkannya, si elang berkata, “Bagi kalian tempat ini mungkin tampak makmur, tetapi tempatku ada di pergelangan tangan raja.” Beberapa burung hantu berteriak kepada temannya, “Jangan percaya kepadanya! Ia menggunakan tipu muslihat untuk mencuri rumah kita.”DIMENSI LAIN
Dunia tersembunyi memiliki awan dan hujan,tetapi dalam jenis yang berbeda.Langit dan cahaya mataharinya, juga berbeda.Ini tampak nyata,hanya untuk orang yang berbudi halus —mereka yang tidak tertipu oleh kesempurnaan dunia yang semu.
MANFAAT PENGALAMAN
Kebenaran yang agung ada pada kitaPanas dan dingin, duka cita dan penderitaan,Ketakutan dan kelemahan dari kekayaan dan ragaBersama, supaya kepingan kita yang paling dalamMenjadi nyata.KESADARAN
Manusia mungkin berada dalam keadaan gembira, dan manusia lainnya berusaha untuk menyadarkan. Itu memang usaha yang baik. Namun keadaan ini mungkin buruk baginya, dan kesadaran mungkin baik baginya. Membangunkan orang yang tidur, baik atau buruk tergantung siapa yang melakukannya. Jika si pembangun adalah orang yang memiliki pencapaian tinggi, maka akan meningkatkan keadaan orang lain. Jika tidak, maka akan memburukkan kesadaran orang lain.DIA TIDAK DI TEMPAT LAIN
Salib dan ummat Kristen, ujung ke ujung, sudah kuuji.Dia tidak di Salib.Aku pergi ke kuil Hindu, ke pagoda kuno.Tidak ada tanda apa pun di dalamnya.Menuju ke pegunungan Herat aku melangkah,dan ke Kandahar Aku memandang.Dia tidak di dataran tinggimaupun dataran rendah. Dengan tegas,aku pergi ke puncak gunung Kaf (yang menakjubkan).Di sana cuma ada tempat tinggal(legenda) burung Anqa.Aku pergi ke Ka’bah di Mekkah.Dia tidak ada di sana.Aku menanyakannya kepada Avicenna (lbnu Sina) sang filosufDia ada di luar jangkauan Avicenna …Aku melihat ke dalam hatiku sendiri.Di situlah, tempatnya, aku melihat dirinya.Dia tidak di tempat lain.MEREKA YANG TAHU, TIDAK DAPAT BICARA
Kapan pun Rahasia Pemahaman diajarkan kepada semua orangBibir-Nya dijahit melawan pembicaraan tentang Kesadaran.
JOHA DAN KEMATIAN
Seorang anak laki-laki menangis dan berteriak di belakang jenazah ayahnya, ia berkata, “Ayah! Mereka membawamu ke tempat di mana tidak ada pelindung lantai. Di sana tidak ada cahaya, tidak ada makanan; tidak ada pintu maupun bantuan tetangga…”
Joha, diperingatkan karena penjelasan tampaknya mencukupi, berteriak kepada ayahnya sendiri:
“Orangtua yang dihormati oleh Allah, mereka diambil ke rumah kami!”KECERDASAN DAN PEMAHAMAN SEJATI
Kecerdasan adalah bayangan dari Kebenaran obyektifBagaimana bayangan dapat bersaing dengan cahaya matahari?REALITAS SEJATI
Di sini, tidak ada bukti akademis di dunia;Karena tersembunyi, dan tersembunyi, dan tersembunyi.JIWA MANUSIA
Pergilah lebih tinggi — Lihatlah Jiwa Manusia!PELEPASAN MENIMBULKAN PEMAHAMAN
Wahai Hati! Sampai dalam penjara muslihat,kau dapat melihat perbedaan antara Ini dan Itu,Karena pelepasan seketika dari Sumber Tirani;bertahan di luar
DUA ALANG-ALANG
Dua alang-alang minum dari satu sungai.Satunya palsu, lainnya tebu.AKAN JADI APA DIRIKU?
Aku terus dan terus tumbuh seperti rumput;Aku telah alami tujuhratus dan tujuhpuluh bentuk.Aku mati dari mineral dan menjadi sayur-sayuran;Dan dari sayuran Aku mati dan menjadi binatang.Aku mati dari kebinatangan menjadi manusia.Maka mengapa takut hilang melalui kematian?Kelak aku akan matiMembawa sayap dan bulu seperti malaikat:Kemudian melambung lebih tinggi dari malaikat —Apa yang tidak dapat kau bayangkan.Aku akan menjadi itu.
RASUL
Rasul adalah mabuk tanpa anggur:Rasul adalah kenyang tanpa makanan.Rasul adalah terpesona, takjub:Rasul adalah tidak makan maupun tidurRasul adalah raja di balik jubah kasar:Rasul adalah harta benda dalam reruntuhan.Rasul adalah bukan dari angin dan bumi:Rasul adalah bukan dari api dan air.Rasul adalah laut tanpa pantai:Rasul adalah hujan mutiara tanpa menalang.Rasul adalah memiliki ratusan bulan dan langit:Rasul adalah memiliki ratusan cahaya matahari.Rasul adalah bijaksana melalui Kebenaran:Rasul adalah bukan sarjana karena buku.Rasul adalah melebihi keyakinan dan kesangsian:Karena Rasul apakah ada ‘dosa’ atau ‘kebaikan’?Rasul berangkat dari Ketiadaan:Rasul telah tiba, benar-benar berangkat.Rasul adalah, Tersembunyi, Wahai Syamsuddin!Carilah, dan temukan – Rasul!
KEBENARAN
Nabi bersabda bahwa Kebenaran telah dinyatakan:“Aku tidak tersembunyi, tinggi atau rendahTidak di bumi, langit atau singgasana.Ini kepastian, wahai kekasih:Aku tersembunyi di kaibu orang yang beriman.Jika kau mencari aku, carilah di kalbu-kalbu ini.”ILMU PENGETAHUAN
Pengetahuan akan Kebenaran lenyap dalam pengetahuan Sufi. Kapan manusia akan memahami ucapan ini?
DEBU DI ATAS CERMIN
Hidup/jiwa seperti cermin bening; tubuh adalah debu di atasnya. Kecantikan kita tidak terasa, karena kita berada di bawah debu.KERJA
Kerja bukan seperti yang dipikirkan orang.Bukan sekadar sesuatu yangjika sedang berlangsung, kaudapat melihatnya dari luar.Seberapa lama kita, di Bumi-dunia,seperti anak-anakMemenuhi lintasan kita dengan debu dan batu dan serpihan-serpihan?Mari kita tinggalkan duniadan terbang ke surga,Mari kita tinggalkan kekanak-kanakandan menuju ke kelompok Manusia.RUMAH
Jika sepuluh orang ingin memasuki sebuah rumah, dan hanya sembilan yang menemukan jalan masuk, yang kesepuluh mestinya tidak mengatakan, “Ini sudah takdir Tuhan.”
Ia seharusnya mencari tahu apa kekurangannya.
BURUNG HANTU
Hanya burung bersuara merdu yang dikurung.Burung hantu tidak dimasukkan sangkarUPAYA
Ikat dua burung bersama.Mereka tidak akan dapat terbang,kendati mereka tahu memiliki empat sayap.
PENCARIAN
Carilah mutiara, saudaraku, di dalam tempurung;Dan carilah keahlian diantara manusia di dunia.
TUGAS INI
Kau mempunyai tugas untuk dijalankan. Lakukan yang lainnya, lakukan sejumlah kegiatan, isilah waktumu secara penuh, dan jika kau tidak menjalankan tugas ini, seluruh waktumu akan sia-sia.KOMUNITAS CINTA
Komunitas Cinta tersembunyi diantara orang banyak;Seperti orang baik dikelilingi orang jahat.SEBUAH BUKU
Tujuan sebuah buku mungkin sebagai petunjuk. Namun kau dapat juga menggunakannya sebagai bantal; Kendati sasarannya adalah memberi pengetahuan, petunjuk, keuntungan.TULISAN DI BATU NISAN JALALUDDIN AR-RUMI
Ketika kita mati, jangan cari pusara kita di bumi, tetapi carilah di hati manusia.
salah seorang sufi yang terkenal namanya sampai saat ini,syair syairnya sangat indah dan sampai pada tujuannya. Dia adalah, orang yang tidak mempunyai ketiadaan, Saya mencintainya dan Saya mengaguminya, Saya memilih jalannya dan Saya memalingkan muka ke jalannya. Setiap orang mempunyai kekasih, dialah kekasih saya, kekasih yang abadi.
Dia adalah orang yang Saya cintai, dia begitu indah, oh dia adalah yang paling sempurna. Orang-orang yang mencintainya adalah para pecinta yang tidak pernah sekarat. Dia adalah dia dan dia dan mereka adalah dia. Ini adalah sebuah rahasia, jika kalian mempunyai cinta, kalian akan memahaminya
Kearifan Cinta
CINTA yang dibangkitkanoleh khayalan yang salahdan tidak pada tempatnyabisa saja menghantarkannyapada keadaan ekstasi.Namun kenikmatan itu,jelas tidak seperti bercinta dengan kekasih sebenarnyakekasih yang sedar akan hadirnya seseorang
Nafsu
Nafsumu itu ibu segala berhalaBerhala kebedaan ular sawaBerhala keruhanian nagaItu ibarat perumpamaannyaMudah sekali memecah berhalaKalau diketuk hancurlah iaWalau batu walaupun bataWalau ular walaupun nagaTapi bukan mudah mengalahkan nafsuJika hendak tahu bentuk nafsuBacalah neraka dengan tujuh pintuDari nafsu keluar ma’siat setiap waktu.mencintainya inisebagaimana kenikmatan lelakiyang memeluk tugu batudi dalam kegelapan sambil menangis dan meratap.Meskipun dia merasa nikmatkerana berfikir bahawa yang dipeluk adalah kekasihnya, tapijelas tidak senikmatorang yang memeluk kekasih sebenarnyakekasih yang hidup dan sedar.
Cinta
“Dia adalah, orang yang tidak mempunyai ketiadaan,Saya mencintainya dan Saya mengaguminya, Saya memilihjalannya dan Saya memalingkan muka ke jalannya. Setiaporang mempunyai kekasih, dialah kekasih saya, kekasihyang abadi. Dia adalah orang yang Saya cintai, diabegitu indah, oh dia adalah yang paling sempurna.Orang-orang yang mencintainya adalah para pecinta yangtidak pernah sekarat. Dia adalah dia dan dia danmereka adalah dia. Ini adalah sebuah rahasia, jikakalian mempunyai cinta, kalian akan memahaminya.
Kekasih
Tentang seseorang di pintu Sang Kekasihdan mengetuk. Ada suara bertanya, “Siapa di sana?”Dia menjawab, “Ini Aku.”Sang suara berkata, “Tak ada ruang untuk Aku dan Kamu.”Pintu tetap tertutupSetelah setahun kesunyian dan kehilangan, dia kembalidan mengetuk lagi. Suara dari dalam bertanya, “Siapa di sana?”Dia berkata, “Inilah Engkau.”Maka, sang pintu pun terbuka untuknya.
Mujahadah dan Makrifat
Makrifat itu pengenalan jiwaMengenal jiwa dan mengenal TuhannyaMengenal dengan sejelas jelasnyaTidak kabur tapi jelas nyataMujahadah itu perjuangan dan usahaMakrifat itu menuai hasilnyaMujahadah itu dalam perjalananMakrifat itu matlamat tujuanMakrifat itu pembuka rahsiaMakrifat itu sendiri rasaMakrifat itu sagunyaMujahadah itu memecah ruyungnya.
Saatnya Untuk Pulang
Malam larut, malam memulai hujaninilah saatnya untuk kembali pulang.Kita sudah cukup jauh mengembaramenjelajah rumah-rumah kosong.Aku tahu: teramat menggoda untuk tinggal sajadan bertemu orang-orang baru ini.Aku tahu: bahkan lebih pantasuntuk menuntaskan malam di sini bersama mereka,tapi aku hanya ingin kembali pulang.Sudah kita lihat cukup destinasi indahdengan isyarat dalam ucap merekaInilah Rumah Tuhan. Melihatbutir padi seperti perangai semut,tanpa ingin memanennya. Biar tinggalkan sajasapi menggembala sendiri dan kita pergike sana: ke tempat semua orang sungguh menujuke sana: ke tempat kita leluasa melangkah telanjang.
Kau dan Aku
Bahagia saat kita duduk di pendapa, kau dan aku,Dua sosok dua tubuh namun hanya satu jiwa, kau dan aku.Harum semak dan nyanyi burung menebarkan kehidupanPada saat kita memasuki taman, kau dan aku.Bintang-bintang yang beredar sengaja menatap kita lama-lama;Bagai bulan kita bagikan cahaya terang bagi mereka.Kau dan aku, yang tak terpisahkan lagi, menyatu dalam nikmat tertinggi,Bebas dari cakap orang, kau dan aku.Semua burung yang terbang di langit mengidap iriLantaran kita tertawa-tawa riang sekali, kau dan aku.Sungguh ajaib, kau dan aku, yang duduk bersama di sudut rahasia,Pada saat yang sama berada di Iraq dan Khorasan, kau dan aku.Cinta
CINTA yang dibangkitkanoleh khayalan yang salahdan tidak pada tempatnyabisa saja menghantarkannyapada keadaan ekstasi.Kau sudah banyak menderitaTetapi kau masih terbalut tirai’Karena kematian adalah pokok segalaDan kau belum memenuhinyaDeritamu tak kan habis sebelum kau ‘Mati’Kau tak kan meraih atap tanpa menyelesaikan anak tanggaKetika dua dari seratus anak tangga hilangKau terlarang menginjak atapBila tali kehilangan satu elo dari seratusKau tak kan mampu memasukkan air sumur ke dalam timbaHai Amir, kau tak kan dapat menghancurkan perahuSebelum kau letakan “mann” terakhir…Perahu yang sudah hancur berpuing-puingAkan menjadi matahari di LazuardiKarena kau belum ‘Mati’,Maka deritamu berkepanjanganHai Lilin dari Tiraz, padamkan dirimu di waktu fajarKetahuilah mentari dunia akan tersembunyiSebelum gemintang bersembunyiArahkan tombakmu pada dirimuLalu ‘Hancurkan’lah dirimuKarena mata jasadmu seperti kapas di telingamu…Wahai mereka yang memiliki ketulusan…Jika ingin terbuka ‘tirai’Pilihlah ‘Kematian’ dan sobekkan ‘tirai’Bukanlah karena ‘Kematian’ itu kau akan masuk ke kuburanAkan tetapi karena ‘Kematian’ adalah PerubahanUntuk masuk ke dalam Cahaya…Ketika manusia menjadi dewasa, matilah masa kecilnyaKetika menjadi Rumi, lepaslah celupan Habsyi-nyaKetika tanah menjadi emas, tak tersisa lagi tembikarKetika derita menjadi bahagia, tak tersisa lagi duri nestapa…
Kau dan Aku
Nikmati waktu selagi kita duduk di punjung, Kau dan Aku;Dalam dua bentuk dan dua wajah — dengan satu jiwa,Kau dan Aku.Warna-warni taman dan nyanyian burung memberi obat keabadianSeketika kita menuju ke kebun buah-buahan, Kau dan Aku.Bintang-bintang Surga keluar memandang kita –Kita akan menunjukkan Bulan pada mereka, Kau dan Aku.Kau dan Aku, dengan tiada ‘Kau’ atau ‘Aku’,akan menjadi satu melalui rasa kita;Bahagia, aman dari omong-kosong, Kau dan Aku.Burung nuri yang ceria dari surga akan iri pada kita –Ketika kita akan tertawa sedemikian rupa; Kau dan Aku.Ini aneh, bahwa Kau dan Aku, di sudut sini …Keduanya dalam satu nafas di Iraq, dan di Khurasan –
Kau dan Aku.
Tindakan Dan Kata-KataAku memberi orang-orangapa yang mereka inginkan.Aku membawakan sajak kerana merekamenyukainya sebagai hiburan.Di negaraku, orang tidak menyukai puisi.Sudah lama aku mencari orang yangmenginginkan tindakan, tetapimereka semua ingin kata-kata.Aku siap menunjukkan tindakan pada kalian;tetapi tidak seorang pun akan menyikapinya.Maka aku hadirkan padamu — kata-kata.Ketidakpedulian yang bodohakhirnya membahayakan,Bagaimanapun hatinya satu denganmu.
Menyatu Dalam Cinta
Berpisah dari Layla, Majnun jatuh sakit. Badan semakin lemah, sementara suhu badan semakin tinggi.Para tabib menyarankan bedah, “Sebagian darah dia harus dikeluarkan, sehinggu suhu badan menurun.”Majnun menolak, “Jangan, jangan melakukan bedah terhadap saya.”Para tabib pun bingung, “Kamu takut? padahal selama ini kamu masuk-keluar hutan seorang diri. Tidak takut menjadi mangsa macan, tuyul atau binatang buas lainnya. Lalu kenapa takut sama pisau bedah?”“Tidak, bukan pisau bedah itu yang kutakuti,” jawab Majnun.“Lalu, apa yang kau takuti?”“Jangan-jangan pisau bedah itu menyakiti Layla.”“Menyakiti Layla? Mana bisa? Yangn dibedah badanmu.”“Justru itu. Layla berada di dalam setiap bagian tubuhku. Mereka yang berjiwa cerah tak akan melihat perbedaan antara aku dan Layla.”
‘Mati’ sebelum Engkau Mati
Tafsiran Muutu Qabla anta Muutu : Rumi(’Mati’ sebelum Engkau Mati)Kau sudah banyak menderitaTetapi kau masih terbalut tirai’Karena kematian adalah pokok segalaDan kau belum memenuhinyaDeritamu tak kan habis sebelum kau ‘Mati’Kau tak kan meraih atap tanpa menyelesaikan anak tanggaKetika dua dari seratus anak tangga hilangKau terlarang menginjak atapBila tali kehilangan satu elo dari seratusKau tak kan mampu memasukkan air sumur ke dalam timbaHai Amir, kau tak kan dapat menghancurkan perahuSebelum kau letakan “mann” terakhir…Perahu yang sudah hancur berpuing-puingAkan menjadi matahari di LazuardiKarena kau belum ‘Mati’,Maka deritamu berkepanjanganHai Lilin dari Tiraz, padamkan dirimu di waktu fajarKetahuilah mentari dunia akan tersembunyiSebelum gemintang bersembunyiArahkan tombakmu pada dirimuLalu ‘Hancurkan’lah dirimuKarena mata jasadmu seperti kapas di telingamu…Wahai mereka yang memiliki ketulusan…Jika ingin terbuka ‘tirai’Pilihlah ‘Kematian’ dan sobekkan ‘tirai’Bukanlah karena ‘Kematian’ itu kau akan masuk ke kuburanAkan tetapi karena ‘Kematian’ adalah PerubahanUntuk masuk ke dalam Cahaya…Ketika manusia menjadi dewasa, matilah masa kecilnyaKetika menjadi Rumi, lepaslah celupan Habsyi-nyaKetika tanah menjadi emas, tak tersisa lagi tembikarKetika derita menjadi bahagia, tak tersisa lagi duri nestapa…
Kembali Pada Tuhan
Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka,maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan.Begitulah caranya!Jika engkau hanya mampu merangkak,maka merangkaklah kepadaNya!Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk,maka tetaplah persembahkan doamuyang kering, munafik dan tanpa keyakinan;kerana Tuhan, dengan rahmatNyaakan tetap menerima mata wang palsumu!Jika engkau masih mempunyaiseratus keraguan mengenai Tuhan,maka kurangilah menjadi sembilan puluh sembilan saja.Begitulah caranya!Wahai pejalan!Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji,ayuhlah datang, dan datanglah lagi!Kerana Tuhan telah berfirman:“Ketika engkau melambung ke angkasaataupun terpuruk ke dalam jurang,ingatlah kepadaKu,kerana Akulah jalan itu.”Empat Lelaki Dan PenterjemahEmpat orang diberi sekeping wang.Pertama adalah orang Persia, ia berkata, “Aku akan membeli anggur.”Kedua adalah orang Arab, ia berkata, “Tidak, kerana aku ingin inab.”Ketiga adalah orang Turki, ia berkata, “Aku tidak ingin inab, aku ingin uzum.”Keempat adalah orang Yunani, ia berkata, “Aku ingin stafil.”Kerana mereka tidak tahu erti nama-nama tersebut, mereka mulai bertengkar. Mereka memang sudah mendapat informasi, tetapi tanpa pengetahuan.Orang bijak yang memperhatikan mereka berkata, “Aku tidak dapat memenuhi semua keinginan kalian, hanya dengan sekeping wang yang sama. Jika kalian jujur percayalah kepadaku, sekeping wang kalian akan menjadi empat; dan keempatnya akan menjadi satu.”Mereka pun tahu bahawa sebenarnya keempatnya dalam bahasa masing-masing, menginginkan benda yang sama, buah anggur.
Jalan i
Jalan sudah ditandai.Jika menyimpang darinya,kau akan binasa.Jika mencuba mengganggu tanda-tanda jalan tersebut,kau melakukan perbuatan syaitan.
Siapa Di Pintuku?
Katanya, “siapa di pintuku?”Jawabku,”hamba-Mu yang lata,”Katanya, “urusan apa yang kamu punya?”Jawabku, ” ‘tuk mencumbu-Mu ya Rabb,”Katanya,”berapa lama bakal kau kembara?”Jawabku,”sampai Kau cegat daku,”Katanya,”berapa lama kau didihkan di api?”Jawabku, “sampai diriku murni,”“Inilah sumpah cintakuDemi Cinta semataKutinggalkan harta dan kuasa.”Katanya, “kamu buktikan kasusmuTapi, kamu takpunya saksi,”Kataku,”Tangisku, saksikuwajah pasiku, saksiku,”Katanya, saksimu takpunya sahsiahmatamu membasah ‘tuk dilihat.”Jawabku,”atas kerahiman, adil-MuMataku cerah dan tanpa salah,”Katanya,”Apa yang kaucari?”Jawabku, “Kamu! ‘tuk jadi rekan dampinganku,”Katanya, “apa yang kamu mau dariku,”Jawabku,”Kemuliaan, kemesraanmu,”Katanya,”Siapa teman sekembaramu?”Jawabku,”Ingatan kepada-Mu, O Sang Raja,”Katanya, “Apa yang membuatmu ke mari?”Jawabku,”Kelezatan anggur-Mu,”Katanya, “Apa yang membuatmu puas?”Jawabku, “Dampingan-Mu Sang Maharaja”Katanya,”Apa yang kamu temui di sini?”Jawabku, “Seratus keajaiban,”Katanya,”Mengapa istana ditinggal porakperanda?”Jawabku,”Mereka takutkan perampok,”Katanya, “Siapa perampok itu?”jawabku,” Seseorang yang lari dari-Mu,”Katanya,”Tidak adakah keselamatan di situ?”Jawabku,”Dengan hadirnya Cinta-Mu,”Katanya,” Apa faedah yang kamu terima dari kehidupan?”Jawabku,”Dengan jujur kepada diriku,”Kini masa untuk menyepi.Kalau kukatakan padamu tentang intisari sebenarnyaKau bakal terbang, dirimu akan sirnaDan tiada pintu, tiada bumbung dapat menarikmu kembali.
Bahagia Sejenak
Bahagia sejenakkamu dan aku duduk di serambikita dua, tapi satu roh, kamu dan akukita rasa aliran air kehidupan di sinikamu dan aku dengan keindahan tamandan burungburung bernyanyibintangbintang menatap kitadan kita menanyakan mereka‘gimana mau menjadi bulan sabit kecilkamu dan aku bukan diri, bakal menyatutakberasingan, betapa spekulasi kamu dan aku.tiong syorgawi bakal retakkan gulawaktu kita tertawa bersama, kamu dan akudalam satu bentuk di muka bumi inidan dalam bentuk lain di bumi manisdi kebebasan waktu yang tak tecatat
Tanpa Cinta, Segalanya Tak Bernilai
Jika engkau bukan seorang pencinta, maka jangan pandang hidupmu adalah hidup. Sebab tanpa Cinta, segala perbuatan tidak akan dihitung pada Hari Perhitungan nanti. Setiap waktu yang berlalu tanpa Cinta, akan menjelma menjadi wajah yang memalukan dihadapanNya.Burung-burung Kesedaran telah turun dari langit dan terikat pada bumi sepanjang dua atau tiga hari. Mereka merupakan bintang-bintang di langit agama yang dikirim dari langit ke bumi. Demikian pentingnya Penyatuan dengan Allah dan betapa menderitanya Keterpisahan denganNya.Wahai angin, buatlah tarian ranting-ranting dalam zikir hari yang kau gerakkan dari Persatuan. Lihatlah pepohonan ini ! Semuanya gembira bagaikan sekumpulan kebahagiaan. Tetapi wahai bunga ungu, mengapakah engkau larut dalam kepedihan ? Sang lili berbisik pada kuncup : “Matamu yang menguncup akan segera mekar. Sebab engkau telah merasakan bagaimana Nikmatnya Kebaikan.”Di manapun, jalan untuk mencapai Kesucian Hati adalah melalui Kerendahan Hati. Hingga dia akan sampai pada jawaban “YA” dalam pertanyaan : “Bukankah Aku ini Rabbmu ?”“Kisah Keajaiban Cinta”
Kamu pipa air yang kering dan aku hujannya/kamu kota yang hancur dan aku arsiteknya/tanpa khidmat padaku sang mentari suka cita/kamu takkan pernah mencicipi bahagia.Apa Yang mesti Ku lakukan
Apa yang mesti kulakukan, O Muslim? Aku tak mengenal didiku sendiriAku bukan Kristen, bukan Yahudi, bukan Gabar, bukan MuslimAku bukan dari Timur, bukan dari Barat, bukan dari darat, bukan dari laut,Aku bukan dari alam, bukan dari langit berputar,Aku bukan dari tanah, bukan dari air, bukan dari udara, bukan dari api,Aku bukan dari cahaya, bukan dari debu, bukan dari wujud dan bukan dari halAku bukan dari India, bukan dari Cina, bukan dari Bulgaria, bukan dari Saqsin,Aku bukan dari Kerajaan Iraq, bukan dari negeri Korazan.Aku bukan dari dunia ini ataupun dari akhirat, bukan dari Syurga ataupun NerakaAku bukan dari Adam, bukan dari Hawa, bukan dari Firdaus bukan dari RizwanTempatku adalah Tanpa tempat, jejakku adalah tak berjejakIni bukan raga dan jiwa, sebab aku milik jiwa KekasihTelah ku buang anggapan ganda, kulihat dua dunia ini esaEsa yang kucari, Esa yang kutahu, Esa yang kulihat, Esa yang ku panggilIa yang pertama, Ia yang terakhir, Ia yang lahir, Ia yang bathinTidak ada yang kuketahui kecuali :Ya Hu” dan “Ya man Hu”Aku mabuk oleh piala Cinta, dua dunia lewat tanpa kutahuAku tak berbuat apa pun kecuali mabuk gila-gilaanKalau sekali saja aku seminit tanpa kau,Saat itu aku pasti menyesali hidupkuJika sekali di dunia ini aku pernah sejenak senyum,Aku akan merambah dua dunia, aku akan menari jaya sepanjang masa.O Syamsi Tabrizi, aku begitu mabok di dunia ini,Tak ada yang bisa kukisahkan lagi, kecuali tentang mabuk dan gila-gilaan.Nubuwah Cinta dari Rumi
Aku mati sebagai mineral dan menjelma tumbuhan,Aku mati sebagai tumbuhan dan terlahir binatang,Aku mati sebagai binatang dan kini manusia.Kenapa aku mesti takut? Maut tak menyebabkanku berkurang!Namun sekali lagi aku harus mati sebagai manusia,Dan melambung bersama malaikat; dan bahkan setelah menjelma malaikataku harus mati lagi; segalanya kecuali Tuhan, akan lenyap sama sekali.Apabila telah kukorbankan jiwa malaikat ini, Aku akan menjelma sesuatu yang tak terpahami.O,..biarlah diriku tak ada!sebab ketiadaan menyanyikan nada-nada suci, “KepadaNya kita akan kembali.”
Rumi bernyanyi
Ngengat-ngengat, terbakar oleh cahaya obor di wajah Sang Kekasih, adalah pecinta-pecinta yang berdiam di tempat suci.Kalaupun kita dianggap gila atau mabuk, ini karena Pembawa Piala dan Sang Piala.Karena mulutku telah mengunyah Kemanisan-Nya Dalam pandangan yang jelas kulihat Dia berhadap-hadapan.
Warna Agama “Chinese Art and Greek Art”
Rasul pernah berkata, “Ada orang-orang yang melihatkudi dalam cahaya yang sama seperti aku melihat mereka.Kami adalah satu.Walau tak terhubung oleh tali apapun,walau tak menghafal buku dan kebiasaan,kami meminum air kehidupan bersama-sama.”Inilah sebuah kisahtentang misteri yang tersimpan:
Sekelompok Tiongkok mengajak sekelompok Yunanibertengkar tentang siapa dari merekaadalah pelukis yang terhebat.Lalu raja berkata, “Kita buktikan ini dengan debat.”Tiongkok memulai perdebatan.Tapi Yunani hanya diam, mereka tak suka perdebatan.Tiongkok lalu meminta dua ruanganuntuk membuktikan kehebatan lukisan mereka,dua ruang yang saling menghadapterpisah hanya oleh tirai.Tiongkok meminta pada rajabeberapa ratus warna lagi, dengan segala jenisnya.Maka setiap pagi, mereka pergike tempat penyimpanan pewarna kaindan mengambil semua yang ada.Yunani tidak menggunakan warna,“warna bukanlah lukisan kami.”Masuklah mereka ke ruangannyalalu mulai membersihkan dan menggosok dindingnya.Setiap hari, setiap saat, mereka membuatdinding-dindingnya lebih bersih lagi,seperti bersihnya langit yang terbuka.
Ada sebuah jalan yang membawa semua warnamenjadi ‘warna tak lagi ada’. Ketahuilah,seindah-indahnya berbagai jenis warnadi awan dan langit, semua berasal darisempurnanya kesederhanaan matahari dan bulan.Tiongkok telah selesai, dan mereka sangat banggatambur ditabuh dalam kesenangandengan selesainya lukisan agung mereka.Waktu raja memasuki ruangan, terpana diakarena keindahan warna dan seluk-beluknya.Lalu Yunani menarik tirai yang memisahkan ruangan mereka.Dan tampaklah bayangan lukisan Tiongkok dan semua pelukisnyaberkilauan terpantul pada dindingnya yang kini bagaikan cermin bening,seakan mereka hidup di dalam dinding itu.Bahkan lebih indah lagi, karenatampaknya mereka selalu berubah warna.Seni lukis Yunani itulah jalan sufi.Jangan hanya mempelajarinya dari buku.Mereka membuat cintanya bening, dan lebih bening.Tanpa hasrat, tanpa amarah. Dalam kebeningan itumereka menerima dan memantulkan kembalilukisan dari setiap potong waktu,dari dunia ini, dari gemintang, dari tirai penghalang.Mereka mengambil jalan itu ke dalam dirinya,sebagaimana mereka melihatmelalui beningnya Cahayayang juga sedang melihat mereka semua.
dia bernyanyi
Reguklah dalam-dalam cinta duniawi,agar bibirmu mampu mengecapanggur cinta yang lebih suci.
Aku mendengar dan terpikat;ruhku bergegas untuk merengkuhdekapan penerimaan Cinta,karena suara itu begitu manis.Terang Benderang
Kuingin dadaku terbelah oleh perpisahanAgar bisa kuungkapkan derita kerinduan cintaSetiap orang yang jauh dari sumbernyaIngin kembali bersatu dengannya seperti semula
Kuingin dadaku terbelah oleh perpisahanAgar bisa kuungkapkan derita kerinduan cintaSetiap orang yang jauh dari sumbernyaIngin kembali bersatu dengannya seperti semula.
Mencinta adalah mencapai TuhanTakkan pernah lagi dada seorang Pencinta merasakan kesedihanTakkan pernah lagi jubah seorang Pencinta tersentuh kematianTakkan pernah lagi jazad seorang Pencinta ditemukan terkubur di tanahMencinta adalah mencapai Tuhan
jangan tanya apa agamaku. aku bukan yahudi. bukan zoroaster. bukan pula islam. karena aku tahu, begitu suatu nama kusebut, kau akan memberikan arti yang lain daripada makna yang hidup di hatiku.
Kenapa aku harus mencari?Aku sama dengannyaJiwanya berbicara kepadakuYang kucari adalah diriku sendiri!
“Wahai kegilaan yang membuai, Kasih !Engkau Tabib semua penyakit kami !Engkau penyembuh harga diri,Engkau Plato dan Galen kami !
Aku adalah kehidupan dari yang kucintaiApa yang dapat kulakukan hai orang-orang Muslim ?Aku sendiri tidak tahu.Aku bukan orang kristen, bukan orang Yahudi, bukan orang Magi, bukan orang Mosul,Bukan dari Timur, bukan dari barat, bukan dari darat, bukan dari laut,Bukan dari tambang Alama, bukan dari langit yang melingkar,Bukan dari bumi, bukan dari air, bukan dari udara, bukan dari api,Bukan dari singgasana, bukan dari tanah, dari eksistensi, dari ada,Bukan dari India, Cina, Bulgaria, Saqsee,Bukan dari kerajaan-kerajaan Irak dan Kurasan,Bukan dari dunia ini atau yang berikutnya; dari syurga atau neraka,Bukan dari Adam, Hawa, taman-taman syurgawi, atau firdausi,Tempatku tanpa tempat, jejakku tanpa jejak,Bukan raga atau jiwa; semua adalah kehidupan dari yang kucintai.
Lewat Cintalah semua yang pahit akan jadi manis,Lewat cintalah semua yang tembaga akan jadi emas,Lewat cintalah semua endapan akan jadi anggur murni,Lewat cintalah semua kesedihan akan jadi obat,Lewat cintalah si mati akan jadi hidup,Lewat cintalah Raja jadi budak.
Simbolisme Sufi
Pelukan dan ciuman adalah pesona-pesona cinta.Tidur adalah kontemplasi,Parfum adalah harapan untuk berkah Ilahi.Penyembah berhala berarti manusia dengan keyakinan murni, bukan kaum kafir.Anggur, yang dilarang oleh Nabi Muhammad kepada pengikutnya, digunakan sebagai sebuah symbol-kata oleh kaum Sufi untuk menunjuk pengetahuan spiritual, danPenjual anggur berarti seorang pemandu spiritual.Sebuah Kedai minum adalah tempat dimana anggur cinta Ilahi memabukkan para musafir.Kemabukan berarti ekstase religius, Keriangan adalah kesenangan dalam cinta Sang Khaliq.Keindahan berarti keagungan Sang Kekasih.Rambut ikal dan Rambut berarti kemurnian yang menyelubungi wajah Kesatuan dari para pecinta-Nya.Pipi berarti esensi nama-nama dan sifat-sifat Ilahi. Bulu halus adalah dunia ruh-ruh suci yang paling dekat dengan Ketuhanan. Tahi lalat pada pipi adalah titik Kesatuan yang tak bisa dibagi.Obor adalah cahaya yang terpancar dalam hati oleh Sang Kekasih.
Lihat hanya Satu,katakan hanya Satu,kenal hanya Satu.
SEBERAPA JAUH ENGKAU DATANG!
Sesungguhnya, engkau adalah tanah liat. Dari bentukan mineral, kau menjadi sayur-sayuran. Dari sayuran, kau menjadi binatang, dan dari binatang ke manusia. Selama periode ini, manusia tidak tahu ke mana ia telah pergi, tetapi ia telah ditentukan menempuh perjalanan panjang. Dan engkau harus pergi melintasi ratusan dunia yang berbeda.
JALAN
Jalan sudah ditandai.Jika menyimpang darinya, kau akan binasa.Jika mencoba mengganggu tanda-tanda jalan tersebut,kau melakukan perbuatan setan.EMPAT LAKI-LAKI DAN PENERJEMAH
Empat orang diberi sekeping uang.
Pertama adalah orang Persia, ia berkata, “Aku akan membeli anggur.”
Kedua adalah orang Arab, ia berkata, “Tidak, karena aku ingin inab.”
Ketiga adalah orang Turki, ia berkata, “Aku tidak ingin inab, aku ingin uzum.”
Keempat adalah orang Yunani, ia berkata, “Aku ingin stafil.”
Karena mereka tidak tahu arti nama-nama tersebut, mereka mulai bertengkar. Mereka memang sudah mendapat informasi, tetapi tanpa pengetahuan.
Orang bijak yang memperhatikan mereka berkata, “Aku tidak dapat memenuhi semua keinginan kalian, hanya dengan sekeping uang yang sama. Jika kalian jujur percayalah kepadaku, sekeping uang kalian akan menjadi empat; dan keempatnya akan menjadi satu.”
Mereka pun tahu bahwa sebenarnya keempatnya dalam bahasa masing-masing, menginginkan benda yang sama, buah anggur.
AKU ADALAH KEHIDUPAN KEKASIHKU
Apa yang dapat aku lakukan, wahai ummat Muslim?Aku tidak mengetahui diriku sendiri.Aku bukan Kristen, bukan Yahudi,bukan Majusi, bukan Islam.Bukan dari Timur, maupun Barat.Bukan dari darat, maupun laut.Bukan dari Sumber Alam,bukan dari surga yang berputar,Bukan dari bumi, air, udara, maupun api;Bukan dari singgasana, penjara, eksistensi, maupun makhluk;Bukan dari India, Cina, Bulgaria, Saqseen;Bukan dari kerajaan Iraq, maupun Khurasan;Bukan dari dunia kini atau akan datang:surga atau neraka;Bukan dari Adam, istrinya Adam,taman Surgawi atau Firdaus;Tempatku tidak bertempat,jejakku tidak berjejak.Baik raga maupun jiwaku: semuanyaadalah kehidupan Kekasihku …
BURUNG HANTU DAN ELANG RAJA
Seekor elang kerajaan hinggap di dinding reruntuhan yang dihuni burung hantu. Burung-burung hantu menakutkannya, si elang berkata, “Bagi kalian tempat ini mungkin tampak makmur, tetapi tempatku ada di pergelangan tangan raja.” Beberapa burung hantu berteriak kepada temannya, “Jangan percaya kepadanya! Ia menggunakan tipu muslihat untuk mencuri rumah kita.”DIMENSI LAIN
Dunia tersembunyi memiliki awan dan hujan,tetapi dalam jenis yang berbeda.Langit dan cahaya mataharinya, juga berbeda.Ini tampak nyata,hanya untuk orang yang berbudi halus —mereka yang tidak tertipu oleh kesempurnaan dunia yang semu.
MANFAAT PENGALAMAN
Kebenaran yang agung ada pada kitaPanas dan dingin, duka cita dan penderitaan,Ketakutan dan kelemahan dari kekayaan dan ragaBersama, supaya kepingan kita yang paling dalamMenjadi nyata.KESADARAN
Manusia mungkin berada dalam keadaan gembira, dan manusia lainnya berusaha untuk menyadarkan. Itu memang usaha yang baik. Namun keadaan ini mungkin buruk baginya, dan kesadaran mungkin baik baginya. Membangunkan orang yang tidur, baik atau buruk tergantung siapa yang melakukannya. Jika si pembangun adalah orang yang memiliki pencapaian tinggi, maka akan meningkatkan keadaan orang lain. Jika tidak, maka akan memburukkan kesadaran orang lain.DIA TIDAK DI TEMPAT LAIN
Salib dan ummat Kristen, ujung ke ujung, sudah kuuji.Dia tidak di Salib.Aku pergi ke kuil Hindu, ke pagoda kuno.Tidak ada tanda apa pun di dalamnya.Menuju ke pegunungan Herat aku melangkah,dan ke Kandahar Aku memandang.Dia tidak di dataran tinggimaupun dataran rendah. Dengan tegas,aku pergi ke puncak gunung Kaf (yang menakjubkan).Di sana cuma ada tempat tinggal(legenda) burung Anqa.Aku pergi ke Ka’bah di Mekkah.Dia tidak ada di sana.Aku menanyakannya kepada Avicenna (lbnu Sina) sang filosufDia ada di luar jangkauan Avicenna …Aku melihat ke dalam hatiku sendiri.Di situlah, tempatnya, aku melihat dirinya.Dia tidak di tempat lain.MEREKA YANG TAHU, TIDAK DAPAT BICARA
Kapan pun Rahasia Pemahaman diajarkan kepada semua orangBibir-Nya dijahit melawan pembicaraan tentang Kesadaran.
JOHA DAN KEMATIAN
Seorang anak laki-laki menangis dan berteriak di belakang jenazah ayahnya, ia berkata, “Ayah! Mereka membawamu ke tempat di mana tidak ada pelindung lantai. Di sana tidak ada cahaya, tidak ada makanan; tidak ada pintu maupun bantuan tetangga…”
Joha, diperingatkan karena penjelasan tampaknya mencukupi, berteriak kepada ayahnya sendiri:
“Orangtua yang dihormati oleh Allah, mereka diambil ke rumah kami!”KECERDASAN DAN PEMAHAMAN SEJATI
Kecerdasan adalah bayangan dari Kebenaran obyektifBagaimana bayangan dapat bersaing dengan cahaya matahari?REALITAS SEJATI
Di sini, tidak ada bukti akademis di dunia;Karena tersembunyi, dan tersembunyi, dan tersembunyi.JIWA MANUSIA
Pergilah lebih tinggi — Lihatlah Jiwa Manusia!PELEPASAN MENIMBULKAN PEMAHAMAN
Wahai Hati! Sampai dalam penjara muslihat,kau dapat melihat perbedaan antara Ini dan Itu,Karena pelepasan seketika dari Sumber Tirani;bertahan di luar
DUA ALANG-ALANG
Dua alang-alang minum dari satu sungai.Satunya palsu, lainnya tebu.AKAN JADI APA DIRIKU?
Aku terus dan terus tumbuh seperti rumput;Aku telah alami tujuhratus dan tujuhpuluh bentuk.Aku mati dari mineral dan menjadi sayur-sayuran;Dan dari sayuran Aku mati dan menjadi binatang.Aku mati dari kebinatangan menjadi manusia.Maka mengapa takut hilang melalui kematian?Kelak aku akan matiMembawa sayap dan bulu seperti malaikat:Kemudian melambung lebih tinggi dari malaikat —Apa yang tidak dapat kau bayangkan.Aku akan menjadi itu.
RASUL
Rasul adalah mabuk tanpa anggur:Rasul adalah kenyang tanpa makanan.Rasul adalah terpesona, takjub:Rasul adalah tidak makan maupun tidurRasul adalah raja di balik jubah kasar:Rasul adalah harta benda dalam reruntuhan.Rasul adalah bukan dari angin dan bumi:Rasul adalah bukan dari api dan air.Rasul adalah laut tanpa pantai:Rasul adalah hujan mutiara tanpa menalang.Rasul adalah memiliki ratusan bulan dan langit:Rasul adalah memiliki ratusan cahaya matahari.Rasul adalah bijaksana melalui Kebenaran:Rasul adalah bukan sarjana karena buku.Rasul adalah melebihi keyakinan dan kesangsian:Karena Rasul apakah ada ‘dosa’ atau ‘kebaikan’?Rasul berangkat dari Ketiadaan:Rasul telah tiba, benar-benar berangkat.Rasul adalah, Tersembunyi, Wahai Syamsuddin!Carilah, dan temukan – Rasul!
KEBENARAN
Nabi bersabda bahwa Kebenaran telah dinyatakan:“Aku tidak tersembunyi, tinggi atau rendahTidak di bumi, langit atau singgasana.Ini kepastian, wahai kekasih:Aku tersembunyi di kaibu orang yang beriman.Jika kau mencari aku, carilah di kalbu-kalbu ini.”ILMU PENGETAHUAN
Pengetahuan akan Kebenaran lenyap dalam pengetahuan Sufi. Kapan manusia akan memahami ucapan ini?
DEBU DI ATAS CERMIN
Hidup/jiwa seperti cermin bening; tubuh adalah debu di atasnya. Kecantikan kita tidak terasa, karena kita berada di bawah debu.KERJA
Kerja bukan seperti yang dipikirkan orang.Bukan sekadar sesuatu yangjika sedang berlangsung, kaudapat melihatnya dari luar.Seberapa lama kita, di Bumi-dunia,seperti anak-anakMemenuhi lintasan kita dengan debu dan batu dan serpihan-serpihan?Mari kita tinggalkan duniadan terbang ke surga,Mari kita tinggalkan kekanak-kanakandan menuju ke kelompok Manusia.RUMAH
Jika sepuluh orang ingin memasuki sebuah rumah, dan hanya sembilan yang menemukan jalan masuk, yang kesepuluh mestinya tidak mengatakan, “Ini sudah takdir Tuhan.”
Ia seharusnya mencari tahu apa kekurangannya.
BURUNG HANTU
Hanya burung bersuara merdu yang dikurung.Burung hantu tidak dimasukkan sangkarUPAYA
Ikat dua burung bersama.Mereka tidak akan dapat terbang,kendati mereka tahu memiliki empat sayap.
PENCARIAN
Carilah mutiara, saudaraku, di dalam tempurung;Dan carilah keahlian diantara manusia di dunia.
TUGAS INI
Kau mempunyai tugas untuk dijalankan. Lakukan yang lainnya, lakukan sejumlah kegiatan, isilah waktumu secara penuh, dan jika kau tidak menjalankan tugas ini, seluruh waktumu akan sia-sia.KOMUNITAS CINTA
Komunitas Cinta tersembunyi diantara orang banyak;Seperti orang baik dikelilingi orang jahat.SEBUAH BUKU
Tujuan sebuah buku mungkin sebagai petunjuk. Namun kau dapat juga menggunakannya sebagai bantal; Kendati sasarannya adalah memberi pengetahuan, petunjuk, keuntungan.TULISAN DI BATU NISAN JALALUDDIN AR-RUMI
Ketika kita mati, jangan cari pusara kita di bumi, tetapi carilah di hati manusia.
Jumat, 17 April 2009
Kamis, 22 Januari 2009
Gurame Kuah Pecak dan Kuah Pucung Haji Nasun
SH/bayu dwi mardana
Sop daging Betawi, andalan lain di Rumah Makan
Haji Nasun.
Jakarta – Suka dengan sajian Betawi? Pergilah ke wilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan. Di daerah ini, Anda bakal menemukan beragam masakan khas Betawi. Jalan masuk yang sempit dan tempat makan yang sederhana ternyata menjadi penyedap perburuan makanan. Yang terkenal dan legendaris, Rumah Makan Haji Nasun. Andalannya, gurame kuah pecak dan kuah pucung.
”Assalamuailaikum, Pak Haji. Apa kabar? Katanya baru sembuh,” sapa beberapa pelanggan Rumah Makan Haji Nasun. Lelaki paruh baya yang memakai kopiah putih membalas sapaan itu dengan senyum terkulum. Dia pun menyalami satu per satu orang-orang yang sedang makan. ”Alhamdulillah udah mulai baekan. Silakan makan deh,” ujarnya dengan ramah.
Siang itu, Kamis (9/9), Haji Nasun terlihat segar. Dia menemui pelanggan rumah makannya dengan kemeja batik mengkilat dipadu celana panjang warna gelap. Kepalanya terbungkus kopiah putih. Usai menyalami pelanggan yang sedang makan, Haji Nasun mengambil kursi. Dia memilih duduk bersama beberapa pelanggan laki-laki yang menyapanya sejak awal. Obrolan santai pun mengalir.
Rumah Makan Haji Nasun bukan saja terkenal dengan masakan khas Betawi yang lezat. Tempat ini juga ngetop sebagai ajang kongko yang asyik. Terlebih, sang pemilik selalu menyapa ramah tiap pengunjung. Siapa saja yang makan di sini, tak peduli pelanggan lawas atau yang baru sekalipun, semuanya disalami. Tegur sapa nan ramah ini tentu saja membuat betah.
Andalan: Ikan Gurame
Sajian yang ditawarkan Haji Nasun memang berbeda dengan rumah makan Betawi lainnya. Di tempat ini, jangan pernah mencari sayur asam dan ikan goreng. Haji Nasun mengandalkan masakan ikan dengan dua bumbu unik: kuah pecak dan kuah pucung. Sebelum disajikan ikan yang sudah digoreng terlebih dahulu itu diceburkan ke dalam wajan yang berisi kuah pecak atau pucung.
Menurut Haji Nasun, untuk membuat kuah pecak itu caranya mudah saja. Kuah pecak yang tampilannya mirip kuah bumbu rujak, berwarna kuning dengan santan pekat. Kuah santan tersebut dimasak dengan bumbu kunyit, kemiri, kacang tanah, bawang merah dan bawang putih, kencur, jahe serta garam. ”Semua bahan tadi, diulek sendiri pake batu. Saya nggak pernah pake blender,” ujar Haji Nasun. Bumbu ini merupakan hasil kreasi sang istri, Hj. Samih (48).
Kuah pucung tak jauh berberda pengolahannya. Kuah berwarna gelap ini memakai bahan utama pucung alias biji keluwak. Walhasil, tampilan kuah pucung lebih mirip rawon, masakan khas Jawa Timur. ”Selain pake pucung, bumbunya juga ada cabe, bawang, kencur, jahe, kunyit untuk ngilangin bau anyir dan air. Semuanya digodok,” kata Haji Nasun yang dikenal suka melucu ini.
Untuk memilih pucung yang berkualitas baik, biasanya Haji Nasun dan istri mencicipi sendiri pucung yang dikirim. Setelah ditumbuk, dikorek sedikit. ”Dicobain dah, kalo pait ya udah harus dibuang semuanya. Jadi misalkan dikirim 50 biji, dicobain ada yang pahit ya udah harus dibuang semuanya,” jelas Haji Nasun membocorkan rahasia kualitas bumbu yang ditawarkan.
Selain gurame, Haji Nasun juga menyediakan ikan tawes, ikan mas dan ikan gabus. Hanya saja, ikan gabus dan tawes jarang didapat. Kebanyakan pengunjung paling suka gabus yang diberi bumbu pucung, sedang gurame paling asyik dibaluti kuah pecak. Harganya? ”Satu potong gurame harganya sekitar Rp 25.000, untuk gabus antara Rp 20.000 – Rp 25.000, tawes dan mas antara Rp 15.000 – Rp 20.000,” sebut lelaki kelahiran tahun 1933 ini.
Rata-rata dalam satu hari, rumah makan ini berhasil melego 80 potong ikan dan omzetnya mencapai Rp 1,2 juta per hari. ”Itu pemasukan kotor. Untung bersihnya sekitar Rp 150.000 per hari. Kalau lagi ada pesanan, ya hasilnya bisa di atas dua juta rupiah.” Saking larisnya, rumah makan yang mulai buka sejak pukul 09.30 WIB ini sudah harus menutup warung sejak pukul 14.00 WIB. Padahal jadual resmi tutup warung, pukul 17.30 WIB. Tak jarang, untuk memastikan dagangan masih ada banyak pelanggan yang menelepon terlebih dahulu.
Makan Pisang Gratis
Haji Nasun mulai membuka usaha ini sejak 1982. Dia tak ingat pasti kapan tanggal dan bulan warungnya mulai buka. Yang jelas, saat itu modalnya Rp 130.000. ”Sebagian buat modal bikin dapur dan sebagian lagi modal usaha,” cerita Haji Nasun. Sebelum dagang makanan, lelaki asli Kampung Babakan, Jagakarsa ini mengaku punya profesi bandar sayur-mayur. ”Tiap hari saya anter sayur ke Manggarai. Yang terkenal waktu itu daun melinjo ama daun singkong dah,” kenang bapak yang merasa bersyukur dari hasil jualan dapat pergi haji bersama sang istri dan mampu melunasi cicilan sebuah mobil.
Usai makan, jangan dulu buru-buru pulang. Sebab, tiap pengujung ditawari pencuci mulut gratis: makan buah pisang. ”Setiap hari, saya selalu beli pisang untuk orang yang makan di sini. Saya bikin gratis karena itu kan sama aja nyedekahin orang,” alasan Haji Nasun. Baginya, bisnis boleh saja jalan terus tetapi dia tak mau melupakan pencarian pahala untuk tabungan masa depan.
Selain tawarkan ikan, Haji Nasun menawarkan sop daging ala Betawi. Sop yang dibuatnya tak memakai tulang untuk membuat kaldu sop. Kelezatan itu datang dari bumbu yang cukup dan waktu pematangan yang pas. Kaldu tanpa tulang ini tentu saja memberi keuntungan: kuah sop menjadi bening dan warung makan jadi bersih serta bebas dari serbuan lalat. ”Inilah rahasianya warung saya bebas dari lalat,” kekehnya. Soal rasanya, silakan coba saja sendiri.
Gurame kuah pecak dan kuah pucung Haji Nasun juga hadir dalam gelaran Heritage Food in Heritage City (HFHC), Minggu (29/8). Gawe bareng Sahabat Museum dan Jalansutra ini digelar di Museum Arsip Nasional Jakarta. ”Waktu itu, panitianya pesan 50 potong gurame pecak, 50 potong gurame pucung, 50 porsi sop daging dan 100 porsi nasi,” kata Haji Nasun sambil menunjukkan kliping pemberitahuan acara HFHC itu.
Gurame kuah pecak dan kuah pucung boleh saja diminati penggemar kuliner dalam HFHC. Sayangnya, santapan lezat ini menjadi terasa kurang pas lantaran para penjaga stan gurame kuah pecak ini justru tak tahu menahu soal sajian yang mereka tawarkan. ”Wah, masak Mbak nggak tahu sih lokasi warungnya Pak Haji Nasun?” tanya seorang pengunjung terheran-heran. Beberapa perempuan penjaga stan itu hanya tersipu malu. Dengan bersemangat, si pengunjung pun memberi gambaran peta. Maklum, dia mengaku sebagai fans berat masakan Haji Nasun.
Begitu kelar memberi peta komplet dan beragam pujian, si pengunjung tersebut kembali kecewa. ”Gimana sih mbak, saya kasih tahu kok nggak serius,” ujarnya menahan kesal. Sejurus kemudian dia berlalu dari stan gurame kuah pecak di HFHC itu sambil geleng-geleng kepala. ”Wah, kalo Pak Haji tahu bisa marah dia,” gumamnya. Betul juga dia, sebab makan di warung Haji Nasun terkenal dengan keramahan dan gaya pelayanan yang khas. Makan enak, kongko pun nyaman.
(SH/bayu dwi mardana)
Sop daging Betawi, andalan lain di Rumah Makan
Haji Nasun.
Jakarta – Suka dengan sajian Betawi? Pergilah ke wilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan. Di daerah ini, Anda bakal menemukan beragam masakan khas Betawi. Jalan masuk yang sempit dan tempat makan yang sederhana ternyata menjadi penyedap perburuan makanan. Yang terkenal dan legendaris, Rumah Makan Haji Nasun. Andalannya, gurame kuah pecak dan kuah pucung.
”Assalamuailaikum, Pak Haji. Apa kabar? Katanya baru sembuh,” sapa beberapa pelanggan Rumah Makan Haji Nasun. Lelaki paruh baya yang memakai kopiah putih membalas sapaan itu dengan senyum terkulum. Dia pun menyalami satu per satu orang-orang yang sedang makan. ”Alhamdulillah udah mulai baekan. Silakan makan deh,” ujarnya dengan ramah.
Siang itu, Kamis (9/9), Haji Nasun terlihat segar. Dia menemui pelanggan rumah makannya dengan kemeja batik mengkilat dipadu celana panjang warna gelap. Kepalanya terbungkus kopiah putih. Usai menyalami pelanggan yang sedang makan, Haji Nasun mengambil kursi. Dia memilih duduk bersama beberapa pelanggan laki-laki yang menyapanya sejak awal. Obrolan santai pun mengalir.
Rumah Makan Haji Nasun bukan saja terkenal dengan masakan khas Betawi yang lezat. Tempat ini juga ngetop sebagai ajang kongko yang asyik. Terlebih, sang pemilik selalu menyapa ramah tiap pengunjung. Siapa saja yang makan di sini, tak peduli pelanggan lawas atau yang baru sekalipun, semuanya disalami. Tegur sapa nan ramah ini tentu saja membuat betah.
Andalan: Ikan Gurame
Sajian yang ditawarkan Haji Nasun memang berbeda dengan rumah makan Betawi lainnya. Di tempat ini, jangan pernah mencari sayur asam dan ikan goreng. Haji Nasun mengandalkan masakan ikan dengan dua bumbu unik: kuah pecak dan kuah pucung. Sebelum disajikan ikan yang sudah digoreng terlebih dahulu itu diceburkan ke dalam wajan yang berisi kuah pecak atau pucung.
Menurut Haji Nasun, untuk membuat kuah pecak itu caranya mudah saja. Kuah pecak yang tampilannya mirip kuah bumbu rujak, berwarna kuning dengan santan pekat. Kuah santan tersebut dimasak dengan bumbu kunyit, kemiri, kacang tanah, bawang merah dan bawang putih, kencur, jahe serta garam. ”Semua bahan tadi, diulek sendiri pake batu. Saya nggak pernah pake blender,” ujar Haji Nasun. Bumbu ini merupakan hasil kreasi sang istri, Hj. Samih (48).
Kuah pucung tak jauh berberda pengolahannya. Kuah berwarna gelap ini memakai bahan utama pucung alias biji keluwak. Walhasil, tampilan kuah pucung lebih mirip rawon, masakan khas Jawa Timur. ”Selain pake pucung, bumbunya juga ada cabe, bawang, kencur, jahe, kunyit untuk ngilangin bau anyir dan air. Semuanya digodok,” kata Haji Nasun yang dikenal suka melucu ini.
Untuk memilih pucung yang berkualitas baik, biasanya Haji Nasun dan istri mencicipi sendiri pucung yang dikirim. Setelah ditumbuk, dikorek sedikit. ”Dicobain dah, kalo pait ya udah harus dibuang semuanya. Jadi misalkan dikirim 50 biji, dicobain ada yang pahit ya udah harus dibuang semuanya,” jelas Haji Nasun membocorkan rahasia kualitas bumbu yang ditawarkan.
Selain gurame, Haji Nasun juga menyediakan ikan tawes, ikan mas dan ikan gabus. Hanya saja, ikan gabus dan tawes jarang didapat. Kebanyakan pengunjung paling suka gabus yang diberi bumbu pucung, sedang gurame paling asyik dibaluti kuah pecak. Harganya? ”Satu potong gurame harganya sekitar Rp 25.000, untuk gabus antara Rp 20.000 – Rp 25.000, tawes dan mas antara Rp 15.000 – Rp 20.000,” sebut lelaki kelahiran tahun 1933 ini.
Rata-rata dalam satu hari, rumah makan ini berhasil melego 80 potong ikan dan omzetnya mencapai Rp 1,2 juta per hari. ”Itu pemasukan kotor. Untung bersihnya sekitar Rp 150.000 per hari. Kalau lagi ada pesanan, ya hasilnya bisa di atas dua juta rupiah.” Saking larisnya, rumah makan yang mulai buka sejak pukul 09.30 WIB ini sudah harus menutup warung sejak pukul 14.00 WIB. Padahal jadual resmi tutup warung, pukul 17.30 WIB. Tak jarang, untuk memastikan dagangan masih ada banyak pelanggan yang menelepon terlebih dahulu.
Makan Pisang Gratis
Haji Nasun mulai membuka usaha ini sejak 1982. Dia tak ingat pasti kapan tanggal dan bulan warungnya mulai buka. Yang jelas, saat itu modalnya Rp 130.000. ”Sebagian buat modal bikin dapur dan sebagian lagi modal usaha,” cerita Haji Nasun. Sebelum dagang makanan, lelaki asli Kampung Babakan, Jagakarsa ini mengaku punya profesi bandar sayur-mayur. ”Tiap hari saya anter sayur ke Manggarai. Yang terkenal waktu itu daun melinjo ama daun singkong dah,” kenang bapak yang merasa bersyukur dari hasil jualan dapat pergi haji bersama sang istri dan mampu melunasi cicilan sebuah mobil.
Usai makan, jangan dulu buru-buru pulang. Sebab, tiap pengujung ditawari pencuci mulut gratis: makan buah pisang. ”Setiap hari, saya selalu beli pisang untuk orang yang makan di sini. Saya bikin gratis karena itu kan sama aja nyedekahin orang,” alasan Haji Nasun. Baginya, bisnis boleh saja jalan terus tetapi dia tak mau melupakan pencarian pahala untuk tabungan masa depan.
Selain tawarkan ikan, Haji Nasun menawarkan sop daging ala Betawi. Sop yang dibuatnya tak memakai tulang untuk membuat kaldu sop. Kelezatan itu datang dari bumbu yang cukup dan waktu pematangan yang pas. Kaldu tanpa tulang ini tentu saja memberi keuntungan: kuah sop menjadi bening dan warung makan jadi bersih serta bebas dari serbuan lalat. ”Inilah rahasianya warung saya bebas dari lalat,” kekehnya. Soal rasanya, silakan coba saja sendiri.
Gurame kuah pecak dan kuah pucung Haji Nasun juga hadir dalam gelaran Heritage Food in Heritage City (HFHC), Minggu (29/8). Gawe bareng Sahabat Museum dan Jalansutra ini digelar di Museum Arsip Nasional Jakarta. ”Waktu itu, panitianya pesan 50 potong gurame pecak, 50 potong gurame pucung, 50 porsi sop daging dan 100 porsi nasi,” kata Haji Nasun sambil menunjukkan kliping pemberitahuan acara HFHC itu.
Gurame kuah pecak dan kuah pucung boleh saja diminati penggemar kuliner dalam HFHC. Sayangnya, santapan lezat ini menjadi terasa kurang pas lantaran para penjaga stan gurame kuah pecak ini justru tak tahu menahu soal sajian yang mereka tawarkan. ”Wah, masak Mbak nggak tahu sih lokasi warungnya Pak Haji Nasun?” tanya seorang pengunjung terheran-heran. Beberapa perempuan penjaga stan itu hanya tersipu malu. Dengan bersemangat, si pengunjung pun memberi gambaran peta. Maklum, dia mengaku sebagai fans berat masakan Haji Nasun.
Begitu kelar memberi peta komplet dan beragam pujian, si pengunjung tersebut kembali kecewa. ”Gimana sih mbak, saya kasih tahu kok nggak serius,” ujarnya menahan kesal. Sejurus kemudian dia berlalu dari stan gurame kuah pecak di HFHC itu sambil geleng-geleng kepala. ”Wah, kalo Pak Haji tahu bisa marah dia,” gumamnya. Betul juga dia, sebab makan di warung Haji Nasun terkenal dengan keramahan dan gaya pelayanan yang khas. Makan enak, kongko pun nyaman.
(SH/bayu dwi mardana)
Senin, 12 Januari 2009
Story from USA (Urang Sunda Asli)
Sababaraha taun ka tukang. Harita kuring masih kénéh digawé di Carnival Cruising Lines, nyaéta parusahaan kapal pesiar anu jalurna téh ti Miami , Florida , tepi ka Kapuloan Bahama. Boga pancén téh jadi waiter dina dék kapal.
Hiji mangsa kapal kuring katatamuan ku grup band ti New Jersey , New York . Saha deui mun lain Bon Jovi. Batur sapagawéan mani hariweusweus ngomongkeun Jon Bon Jovi saparakanca. Sok komo barudak awéwé mah teu sirikna histeris. Kuring mah haré-haré baé. Rék Bon Jovi rék Metallica, mangsa bodo! Kuring mah teu pati resep kana musik brang-bréng-brong siga rock music téh. Resep gé kana musik slow panineungan anu biduanna Matt Monroe, Engelbert Humperdink, jeung Simon 'n Garfunkel.
Hiji poé wanci haneut moyan. Para tamu réa nu ngadon moé awak dina dék kapal. Pon kitu deui Mr. Jon Bon Jovi, Mr. Richie Sambora, Mr. David Brian, Mr. Tico Torres, jeung Mr. Alec John Such. Kabeneran kuring ngaliwat ka palebah maranéhna.
Hi, waiter, come here, please! Mr. Bon Jovi ngagentraan. Manéhna ménta orange juice, gancang baé ku kuring ditedunan. Waktu kuring mikeun pesenan Mr. Bon Jovi, Mr. Sambora pesen lemon tea, kuring rikat mangmawakeun. Waktu mikeun pesenan Mr. Sambora, Mr. Torres hayang diet coke jeung kuéh pancake, teu talangké kuring nyadiakeun. Waktu mikeun pesenan Mr. Torres, Mr. John Such ménta susu jeung roti sandwich. Kuring mimiti keuheul. Waktu mikeun pesenan Mr. John Such, kuring kukulutus maké Basa Sunda, Ieu mah jelema, aya ku ngagawékeun. Cik atuh ari pesen dahareun téh disakalikeun!
Naha atuh ari pok téh Jon Bon Jovi ngomong, Éta mah risiko pagawéan manéh atuh, Céng!
Gebeg kuring reuwas. Baruk Jon Bon Jovi bisaeun ngomong Basa Sunda?
Har, geuning Sadérék téh tiasa nyarios Basa Sunda? kuring nanya tamba éra.
Apan karuhun déwék téh ti Cisurupan, témbalna kalem.
Leng kuring ngahuleng. Asa ngimpi. Naha enya kitu Jon Bon Jovi téh bibit buitna ti Cisurupan Garut? Panasaran kuring nanya deui, Is that right, Sir?
Silaing cangcaya?Ayeuna déwék rék nanya, ari silaing urang mana?
Abdi ogé sami ti Garut.
Garut palebah mana?
Singajaya.
Nyaho Kampung Mariuk di wewengkon Singajaya?
Tangtos atuh da abdi téh urang dinya.
Wawuh ka Mang Sadeli tukang nyadap?
Kenal pisan.
Bisi teu nyaho, anjeunna téh baraya déwék, geureuhana téh rayina Ajengan Syukron ti Cisurupan, ari déwék ka Ajengan pernahna kapiemang.
Kuring ngan bati olohok. Teu sangka, Jon Bon Jovi biduan hardrock nu kasohor saalam dunya téh geuning masih kénéh teureuh Garut.
Ti harita kuring jadi mindeng ngawangkong jeung manéhna. Anu matak kuring jadi apal silsilah kulawargana. Bapana téh jenenganana Haji Suja'i patani tomat anu beunghar ti Cisurupan. Ari indungna téh Mrs. Mary Joe Martin, pituin urang New Jersey . Aranjeunna tepang di Kota Madinah, dina mangsa munggah haji.
Haji Suja'i henteu mulih deui ka Indonésia tapi ngiring sareng ingkang geureuha ka Amérika. Di New Jersey, padamelan Haji Suja'I tetep baé ngebon tomat. Mrs. Suja'i banget suhud ngawulaan carogé.
Tepi ka waktu kakandungan ku si cikal, Mrs. Suja'i méh baé sabrol- broleun di kebon tomat, duméh tas nganteuran timbel keur Mang Haji. Éta nu jadi matak si cikal lalaki téh ku bapana dingaranan Ujang Obon Suja'i.
Tapi ku lantaran lingkungan gaul urang bulé, babaturan ulinna téh hararésé ngucapkeun ngaranna. Nya tuluyna mah dilandi baé jadi Jon Bon Jovi.
Sanggeus ngangkleung salila sapuluh poé, kapal balik deui ka Palabuan Miami. Jon Bon Jovi saparakanca jrut tarurun tina kapal rék nuluykeun lalampahanana ka New Mexico . Béjana rék shooting vidéoklip Blaze of Glory.
Barang rék jrut turun, Jon ngaharéwos, Iday, lamun silaing rék mulang ka Garut, béjaan déwék, nya. Rék ku télépon, faksimil atawa e-mail, kumaha silaing baé. Déwék hayang milu. Haté téh geus kumejot hayang moro bagong jeung Mang Sadeli ka Cikuray.Kuring ngaheueuhkeun.
TILU bulan ti harita, kuring meunang cuti taunan. Maksud téh rék nyelang balik ka Garut. Ku lantaran kitu kuring nélépon ti Miami ka New Jersey ngabéjaan Ujang Obon. Ngan ampun rudetna. Kuring dipingpong ka ditu ka dieu. Ti imahna dititah nélépon ka Fans Club. Ari pék téh ti FC kudu asup heula waiting list. Lamun henteu kudu ngomong langsung ka promotion manager, kakara nungguan akréditasi. Jeung deui anu nampa télépon téh budak lalaki nu ngomongna semu selébor siga biduan rap music maké basa Inggris lentong Brooklyn , New York .
Hi, man… stay cool okay…easy buddy, easy.., pokna. Moal salah, pasti urang négro barayana M.C. Hammer.
Bakat ku pusing, ceuleuweung baé kuring dina telepon, Hi, stupid American… listen to me! You just tell to your boss, this phone call is from Iday. I came from Singajaya… What?… No! Singajaya is located in Indonesia , not Africa … Do you understand?
Naha atuh témbalna ti béh ditu, Har… geuning Kang Iday, ayeuna mah sora budak awéwé mani halimpu jeung maké basa Sunda.
Kuring curinghak banget ku atoh, Dupi ieu sareng saha?
Abdi téh adi kelas akang waktos sakola di Madrasah Aliyah Musaddadiyah Garut.
Saha nya?
Atikah.
Nyimas Atikah putrana Haji Tamim ti Bungbulang?
Sumuhun.
Naha Nyimas aya di New Jersey ?
Di dieu téh abdi digawé di Bon Jovi Management, diajak ku Mang Haji Suja'i.
Oh, kitu… kieu baé Nyimas, wartoskeun ka Jon Bon Jovi, urang miang ka Garut téa. Ngarah teu réncéd, akang rék hiber langsung ka Honolulu , diantos baé di Hotél Sheraton Waikiki, Hawaii . Mangga, Insya Alloh ku abdi badé didugikeun.
Plong haté téh ngemplong. Teu sakara-kara geuning ari ngomongjeung baraya salembur mah.
Opat poé ti harita, pasosoré, Boeing 747 Northwest Airlines anu mawa kuring jeung Ujang Obon alias Jon Bon Jovi geus eunteup di Bandara Soekarno-Hatta. Sanggeus nyokot babawaan ti pabéan, Ujang Obon ngomong, Iday, urang ngéndong di Bandung baé, déwék mah teu betah saré di Batawi téh.
Heueuh, lah.
Ayeuna urang rék maké naon miang ka Bandung ?
Nya tumpak beus ti Terminal Kampung Rambutan, atuh.
Ah embung déwék mah, … ari di dieu aya séwaan limousine?
Silaing mah olo-olo pisan! Apan di New York ogé tuman naékangkot!
Jon Bon Jovi keukeuh hayang tumpak limousine alias sédan méwah sasis panjang téa. Sok nyeri cangkéng lamun tumpak sédan biasa mah, basana téh. Dasar milyunér, mani élodan pisan! kuring kukulutus. Kapaksa kuring mapay néléponan réntal mobil sa-Jakarta. Untung baé aya nu nyéwakeun sédan pangantén, Volvo 960 Limo-turbomatic, hiji-hijina mérek sédan limousine anu asup ka Indonésia.
Tabuh salapan peuting. Sakadang Volvo anu ditumpakan ku kuring duaan jeung Ujang Obon katilu supir geus tepi ka Bandung anu saterusna langsung check-in di Grand Hotel Preanger. Bakat ku capé jeung tunduh, rérés salat isa teu kungsi mandi heula, kuring dugsek saré mani tibra.
Kira-kira tabuh satengah dua peuting, panto kamar aya anu ngetrokan. Kuring ngoréjat, Saha?
Déwék, Obon.
Bari lulungu, kuring mukakeun panto, Aya naon, Jang?
Beungeut Jon kaciri mani sepa. Ku naon yeuh? gerentes haté.
Teuing euy, déwék téh teu bisa saré…tamba kesel tuluy nyieun lagu. Rumpakana mah geus anggeus, tinggal nyieun judulna wungkul.
Geus atuh, ayeuna mah saré baé heula…mikiran pijuduleun lagu mah isuk deui baé, témbal kuring bari merelek heuay.
Anu matak teu bisa peureum-peureum acan. Kieu balukarna lamun béakeun barang téh. I have no stuff anymore, ceuk Jon bari meubeutkeun manéh kana korsi.
Kuring kerung. Béakkeun barang? Dina basa American slank, kecap stuff hartina sarua jeung dope atawa drugs alias obat bius. Boa-boa Ujang Obon sok tripping? Ongkoh geus ilahar pikeun kaom American celebrities mah ngonsumsi narkotika sabangsaning héroin,kokain, atawa krack (kokain sintétis) téh.
Barang naon? PTP? LSD? Ecstacy? Diazepam? Amphetamine? Rék meuli anu kitu di dieu mah hésé.
Lain atuh, ieu mah ududeun.
Mariyuana? Hashish? Ganja? Sarua héséna, Jang.
Silaing mah nyangka goréng baé ka déwék téh! Ieu mah udud roko biasa, deuleu! témbal Ujang Obon bari nyeuneu.
Oh…gampang atuh ari nu kitu mah. Meuli baé di kafé, sugan buka kénéh.
Anu matak euweuh.
Euweuh? Piraku euweuh Marlboro, Lucky Strike, Camel, Mild Seven, Chesterfield ?
Lain éta roko kabeuki déwék mah.
Oh, roko kéréték? Dji Sam Soe, Gudang Garam Filter, atawa Bentoel?
Lain, lain éta.
Roko mérek naon atuh kabeuki silaing téh? kuring mimiti keuheul.
Jon Bon Jovi melong ka kuring. Bari meureudeuy semu éra, manéhna ngomong lalaunan, Roko Cap Gentong…
Leng kuring ngahuleng, awahing ku reuwas awor jeung hayang seuri. Baruk Jon Bon Jovi nyandu udud roko Cap Gentong? Naha teu salah kitu? Tagog baé vokalis hardrock music nomer wahid, lamun indit-inditan kudu baé maké sédan limousine, ari heug kalandep kana ngudud roko Cap Gentong?!
Kungsi sotéh kuring meuli roko nu kitu mangsa kuring keur kaédanan lalajo ronggéng dombrét di basisir Blanakan, Subang.
Jon Bon Jovi sahinghingeun ceurik. Euh, aing mah! Lamun henteu digugu kahayangna kuriak matak gujrud sakuliah hotél. Ngérakeun pisan! Sanajan horéam nataku, kuring maksakeun manéh, Hayu atuh, urang néangan. Manéhna mani haripeut. Ka mana néanganana, nya?
Urang mapay baé, ka Pasarbaru, ka Bojongloa, ka Tegallega, ka Cicadas, lamun kapaksa-kapaksa teuing mah urang meuli baé roko klembak menyan di tukang rampé, témbal kuring ngaheureuyan manéhna. Jon nyéréngéh.
Jon jeung kuring kaluar ti hotél tumpak taksi. Palebah Cicadas, taksi dieureunkeun. Jrut turun, tuluy leumpang mapay émpér toko bari miharep susuganan aya jongko anu ngajual roko kameumeutna Jon Bon Jovi.
Kabeneran leumpang téh ngaliwatan riungan tukang béca anu keur maén gapléh dina trotoar jalan. Ari heug téh kadéngé aya anu ngomong, Najis, aing mah…balak kosong! Ger riungan téh sareuri éak-éakan. Ngadéngé kitu, Jon ngarandeg bari tuluy ngahuleng.
Ku naon, Jang? kuring nanya rada hariwang.
Manéhna teu némbal. Rada lila manéhna ngahuleng. Naha atuh ari gorowok téh, Eureka ! that's right! Éta pisan pijuduleun lagu téh!
Jon katempo jigrah pisan.
Iday, hayu urang balik ka hotél!
Apan urang néangan roko téa? banget kuring teu ngarti.
Teu kudu, urang meuli roko saaya-aya baé di hotél! témbal manéhna sumanget naker.
Har… ari silaing?! kuring ukur werat ngageremet.
Ayeuna kuring geus teu digawé dina kapal deui. Miami , Kingston , Nassau , Puerto Rico , Bahamas , Antigua ngan kari waasna. Ti saprak kuring kimpoi meunangkeun parawan urang Cikajang, kuring eureun ngalalana. Pagawéan kuring ayeuna mah ngabantuan bapa mitoha kana ngebon engkol jeung wortel.
Sabulan ka tukang, grup band Bon Jovi ngayakeun konser musik Crossroad to The East di Jakarta. Ujang Obon ngahaja ngirim télégram ka Cikajang. Sono hayang panggih, basana téh.
Éra-éra ogé kuring nedunan ondanganana. Harita kuring indit ka Batawi téh sakalian ngirim wortel ka Pasar Induk Kramatjati. Sabalikna ti pasar, kuring nyimpang ka Hotél Hilton International. Barang sup ka lobby hotél, aya nu ngagentraan. Kang Iday! cék sora awéwé.
Ari dilieuk, kuring olohok mata simeuteun. Atikah imut. Aduh, ieung… urut kabogoh téh mani jadi démplon kieu, gerentes haté. Hanjakal baheula kalah ditinggalkeun… hé…hé… Diteuteup ti luhur ka handap, katara awakna tambah ngeusi jeung tambah geulis, ngan dangdosan mah tetep baé nganggo busana muslimah, leungeun katuhu ngeupeul Nokia, leungeun kénca ngajinjing IBM Notebook.
Hey, teu kénging melong sapertos kitu. Engké ku abdi diwartoskeun ka Ceu Empat di Cikajang geura, manéhna ngagonjak. uring ngélémés éra ngadéngé Atikah nyebut ngaran pamajikan.
Kang, Ujang Obon tos ngantosan ti tatadi, hayu! Kuring nuturkeun manéhna naék lift. Reg lift eureun di tingkat pangluhurna, president suite.
Barang amprok jeung Jon Bon Jovi, manéhna ukur maké kaos utung jeung disasarung. Manéhna teu sirikna ngagabrug. Saterusna kuring jeung manéhna alécok ngawangkong.
Sanggeus rinéh, Iday, silaing inget kénéh waktu nganteur déwék néangan roko ka Cicadas téa?
Tangtu baé atuh. Naha kumaha kitu?
Apan omongan tukang béca anu keur maén gapléh téa jadi judul lagu kokojo keur albeum déwék anu panganyarna, témbalna semu agul bari ngasongkeun CD anu weuteuh kénéh.
Barang maca judul lagu kokojo anu dicitak dina bungkus CD, cakakak kuring seuri ngeunah pisan. Atuda kuring ogé milu ngadéngé, atra pisan tukang béca téh ngomong, Najis, aing mah!… balak kosong!
Naha atuh ari dina judul lagu bet jadi robah kieu? Teuing Jon Bon Jovi anu ceuli léntaheun atawa pédah nulisna maké basa Inggris lentong New Jersey . Nu sidik, dina éta CD téh ngajeblag tulisan anu judulna, Best cut: This ain't a Love Song… [sumber ti: kaskus--indonesian community]
Hiji mangsa kapal kuring katatamuan ku grup band ti New Jersey , New York . Saha deui mun lain Bon Jovi. Batur sapagawéan mani hariweusweus ngomongkeun Jon Bon Jovi saparakanca. Sok komo barudak awéwé mah teu sirikna histeris. Kuring mah haré-haré baé. Rék Bon Jovi rék Metallica, mangsa bodo! Kuring mah teu pati resep kana musik brang-bréng-brong siga rock music téh. Resep gé kana musik slow panineungan anu biduanna Matt Monroe, Engelbert Humperdink, jeung Simon 'n Garfunkel.
Hiji poé wanci haneut moyan. Para tamu réa nu ngadon moé awak dina dék kapal. Pon kitu deui Mr. Jon Bon Jovi, Mr. Richie Sambora, Mr. David Brian, Mr. Tico Torres, jeung Mr. Alec John Such. Kabeneran kuring ngaliwat ka palebah maranéhna.
Hi, waiter, come here, please! Mr. Bon Jovi ngagentraan. Manéhna ménta orange juice, gancang baé ku kuring ditedunan. Waktu kuring mikeun pesenan Mr. Bon Jovi, Mr. Sambora pesen lemon tea, kuring rikat mangmawakeun. Waktu mikeun pesenan Mr. Sambora, Mr. Torres hayang diet coke jeung kuéh pancake, teu talangké kuring nyadiakeun. Waktu mikeun pesenan Mr. Torres, Mr. John Such ménta susu jeung roti sandwich. Kuring mimiti keuheul. Waktu mikeun pesenan Mr. John Such, kuring kukulutus maké Basa Sunda, Ieu mah jelema, aya ku ngagawékeun. Cik atuh ari pesen dahareun téh disakalikeun!
Naha atuh ari pok téh Jon Bon Jovi ngomong, Éta mah risiko pagawéan manéh atuh, Céng!
Gebeg kuring reuwas. Baruk Jon Bon Jovi bisaeun ngomong Basa Sunda?
Har, geuning Sadérék téh tiasa nyarios Basa Sunda? kuring nanya tamba éra.
Apan karuhun déwék téh ti Cisurupan, témbalna kalem.
Leng kuring ngahuleng. Asa ngimpi. Naha enya kitu Jon Bon Jovi téh bibit buitna ti Cisurupan Garut? Panasaran kuring nanya deui, Is that right, Sir?
Silaing cangcaya?Ayeuna déwék rék nanya, ari silaing urang mana?
Abdi ogé sami ti Garut.
Garut palebah mana?
Singajaya.
Nyaho Kampung Mariuk di wewengkon Singajaya?
Tangtos atuh da abdi téh urang dinya.
Wawuh ka Mang Sadeli tukang nyadap?
Kenal pisan.
Bisi teu nyaho, anjeunna téh baraya déwék, geureuhana téh rayina Ajengan Syukron ti Cisurupan, ari déwék ka Ajengan pernahna kapiemang.
Kuring ngan bati olohok. Teu sangka, Jon Bon Jovi biduan hardrock nu kasohor saalam dunya téh geuning masih kénéh teureuh Garut.
Ti harita kuring jadi mindeng ngawangkong jeung manéhna. Anu matak kuring jadi apal silsilah kulawargana. Bapana téh jenenganana Haji Suja'i patani tomat anu beunghar ti Cisurupan. Ari indungna téh Mrs. Mary Joe Martin, pituin urang New Jersey . Aranjeunna tepang di Kota Madinah, dina mangsa munggah haji.
Haji Suja'i henteu mulih deui ka Indonésia tapi ngiring sareng ingkang geureuha ka Amérika. Di New Jersey, padamelan Haji Suja'I tetep baé ngebon tomat. Mrs. Suja'i banget suhud ngawulaan carogé.
Tepi ka waktu kakandungan ku si cikal, Mrs. Suja'i méh baé sabrol- broleun di kebon tomat, duméh tas nganteuran timbel keur Mang Haji. Éta nu jadi matak si cikal lalaki téh ku bapana dingaranan Ujang Obon Suja'i.
Tapi ku lantaran lingkungan gaul urang bulé, babaturan ulinna téh hararésé ngucapkeun ngaranna. Nya tuluyna mah dilandi baé jadi Jon Bon Jovi.
Sanggeus ngangkleung salila sapuluh poé, kapal balik deui ka Palabuan Miami. Jon Bon Jovi saparakanca jrut tarurun tina kapal rék nuluykeun lalampahanana ka New Mexico . Béjana rék shooting vidéoklip Blaze of Glory.
Barang rék jrut turun, Jon ngaharéwos, Iday, lamun silaing rék mulang ka Garut, béjaan déwék, nya. Rék ku télépon, faksimil atawa e-mail, kumaha silaing baé. Déwék hayang milu. Haté téh geus kumejot hayang moro bagong jeung Mang Sadeli ka Cikuray.Kuring ngaheueuhkeun.
TILU bulan ti harita, kuring meunang cuti taunan. Maksud téh rék nyelang balik ka Garut. Ku lantaran kitu kuring nélépon ti Miami ka New Jersey ngabéjaan Ujang Obon. Ngan ampun rudetna. Kuring dipingpong ka ditu ka dieu. Ti imahna dititah nélépon ka Fans Club. Ari pék téh ti FC kudu asup heula waiting list. Lamun henteu kudu ngomong langsung ka promotion manager, kakara nungguan akréditasi. Jeung deui anu nampa télépon téh budak lalaki nu ngomongna semu selébor siga biduan rap music maké basa Inggris lentong Brooklyn , New York .
Hi, man… stay cool okay…easy buddy, easy.., pokna. Moal salah, pasti urang négro barayana M.C. Hammer.
Bakat ku pusing, ceuleuweung baé kuring dina telepon, Hi, stupid American… listen to me! You just tell to your boss, this phone call is from Iday. I came from Singajaya… What?… No! Singajaya is located in Indonesia , not Africa … Do you understand?
Naha atuh témbalna ti béh ditu, Har… geuning Kang Iday, ayeuna mah sora budak awéwé mani halimpu jeung maké basa Sunda.
Kuring curinghak banget ku atoh, Dupi ieu sareng saha?
Abdi téh adi kelas akang waktos sakola di Madrasah Aliyah Musaddadiyah Garut.
Saha nya?
Atikah.
Nyimas Atikah putrana Haji Tamim ti Bungbulang?
Sumuhun.
Naha Nyimas aya di New Jersey ?
Di dieu téh abdi digawé di Bon Jovi Management, diajak ku Mang Haji Suja'i.
Oh, kitu… kieu baé Nyimas, wartoskeun ka Jon Bon Jovi, urang miang ka Garut téa. Ngarah teu réncéd, akang rék hiber langsung ka Honolulu , diantos baé di Hotél Sheraton Waikiki, Hawaii . Mangga, Insya Alloh ku abdi badé didugikeun.
Plong haté téh ngemplong. Teu sakara-kara geuning ari ngomongjeung baraya salembur mah.
Opat poé ti harita, pasosoré, Boeing 747 Northwest Airlines anu mawa kuring jeung Ujang Obon alias Jon Bon Jovi geus eunteup di Bandara Soekarno-Hatta. Sanggeus nyokot babawaan ti pabéan, Ujang Obon ngomong, Iday, urang ngéndong di Bandung baé, déwék mah teu betah saré di Batawi téh.
Heueuh, lah.
Ayeuna urang rék maké naon miang ka Bandung ?
Nya tumpak beus ti Terminal Kampung Rambutan, atuh.
Ah embung déwék mah, … ari di dieu aya séwaan limousine?
Silaing mah olo-olo pisan! Apan di New York ogé tuman naékangkot!
Jon Bon Jovi keukeuh hayang tumpak limousine alias sédan méwah sasis panjang téa. Sok nyeri cangkéng lamun tumpak sédan biasa mah, basana téh. Dasar milyunér, mani élodan pisan! kuring kukulutus. Kapaksa kuring mapay néléponan réntal mobil sa-Jakarta. Untung baé aya nu nyéwakeun sédan pangantén, Volvo 960 Limo-turbomatic, hiji-hijina mérek sédan limousine anu asup ka Indonésia.
Tabuh salapan peuting. Sakadang Volvo anu ditumpakan ku kuring duaan jeung Ujang Obon katilu supir geus tepi ka Bandung anu saterusna langsung check-in di Grand Hotel Preanger. Bakat ku capé jeung tunduh, rérés salat isa teu kungsi mandi heula, kuring dugsek saré mani tibra.
Kira-kira tabuh satengah dua peuting, panto kamar aya anu ngetrokan. Kuring ngoréjat, Saha?
Déwék, Obon.
Bari lulungu, kuring mukakeun panto, Aya naon, Jang?
Beungeut Jon kaciri mani sepa. Ku naon yeuh? gerentes haté.
Teuing euy, déwék téh teu bisa saré…tamba kesel tuluy nyieun lagu. Rumpakana mah geus anggeus, tinggal nyieun judulna wungkul.
Geus atuh, ayeuna mah saré baé heula…mikiran pijuduleun lagu mah isuk deui baé, témbal kuring bari merelek heuay.
Anu matak teu bisa peureum-peureum acan. Kieu balukarna lamun béakeun barang téh. I have no stuff anymore, ceuk Jon bari meubeutkeun manéh kana korsi.
Kuring kerung. Béakkeun barang? Dina basa American slank, kecap stuff hartina sarua jeung dope atawa drugs alias obat bius. Boa-boa Ujang Obon sok tripping? Ongkoh geus ilahar pikeun kaom American celebrities mah ngonsumsi narkotika sabangsaning héroin,kokain, atawa krack (kokain sintétis) téh.
Barang naon? PTP? LSD? Ecstacy? Diazepam? Amphetamine? Rék meuli anu kitu di dieu mah hésé.
Lain atuh, ieu mah ududeun.
Mariyuana? Hashish? Ganja? Sarua héséna, Jang.
Silaing mah nyangka goréng baé ka déwék téh! Ieu mah udud roko biasa, deuleu! témbal Ujang Obon bari nyeuneu.
Oh…gampang atuh ari nu kitu mah. Meuli baé di kafé, sugan buka kénéh.
Anu matak euweuh.
Euweuh? Piraku euweuh Marlboro, Lucky Strike, Camel, Mild Seven, Chesterfield ?
Lain éta roko kabeuki déwék mah.
Oh, roko kéréték? Dji Sam Soe, Gudang Garam Filter, atawa Bentoel?
Lain, lain éta.
Roko mérek naon atuh kabeuki silaing téh? kuring mimiti keuheul.
Jon Bon Jovi melong ka kuring. Bari meureudeuy semu éra, manéhna ngomong lalaunan, Roko Cap Gentong…
Leng kuring ngahuleng, awahing ku reuwas awor jeung hayang seuri. Baruk Jon Bon Jovi nyandu udud roko Cap Gentong? Naha teu salah kitu? Tagog baé vokalis hardrock music nomer wahid, lamun indit-inditan kudu baé maké sédan limousine, ari heug kalandep kana ngudud roko Cap Gentong?!
Kungsi sotéh kuring meuli roko nu kitu mangsa kuring keur kaédanan lalajo ronggéng dombrét di basisir Blanakan, Subang.
Jon Bon Jovi sahinghingeun ceurik. Euh, aing mah! Lamun henteu digugu kahayangna kuriak matak gujrud sakuliah hotél. Ngérakeun pisan! Sanajan horéam nataku, kuring maksakeun manéh, Hayu atuh, urang néangan. Manéhna mani haripeut. Ka mana néanganana, nya?
Urang mapay baé, ka Pasarbaru, ka Bojongloa, ka Tegallega, ka Cicadas, lamun kapaksa-kapaksa teuing mah urang meuli baé roko klembak menyan di tukang rampé, témbal kuring ngaheureuyan manéhna. Jon nyéréngéh.
Jon jeung kuring kaluar ti hotél tumpak taksi. Palebah Cicadas, taksi dieureunkeun. Jrut turun, tuluy leumpang mapay émpér toko bari miharep susuganan aya jongko anu ngajual roko kameumeutna Jon Bon Jovi.
Kabeneran leumpang téh ngaliwatan riungan tukang béca anu keur maén gapléh dina trotoar jalan. Ari heug téh kadéngé aya anu ngomong, Najis, aing mah…balak kosong! Ger riungan téh sareuri éak-éakan. Ngadéngé kitu, Jon ngarandeg bari tuluy ngahuleng.
Ku naon, Jang? kuring nanya rada hariwang.
Manéhna teu némbal. Rada lila manéhna ngahuleng. Naha atuh ari gorowok téh, Eureka ! that's right! Éta pisan pijuduleun lagu téh!
Jon katempo jigrah pisan.
Iday, hayu urang balik ka hotél!
Apan urang néangan roko téa? banget kuring teu ngarti.
Teu kudu, urang meuli roko saaya-aya baé di hotél! témbal manéhna sumanget naker.
Har… ari silaing?! kuring ukur werat ngageremet.
Ayeuna kuring geus teu digawé dina kapal deui. Miami , Kingston , Nassau , Puerto Rico , Bahamas , Antigua ngan kari waasna. Ti saprak kuring kimpoi meunangkeun parawan urang Cikajang, kuring eureun ngalalana. Pagawéan kuring ayeuna mah ngabantuan bapa mitoha kana ngebon engkol jeung wortel.
Sabulan ka tukang, grup band Bon Jovi ngayakeun konser musik Crossroad to The East di Jakarta. Ujang Obon ngahaja ngirim télégram ka Cikajang. Sono hayang panggih, basana téh.
Éra-éra ogé kuring nedunan ondanganana. Harita kuring indit ka Batawi téh sakalian ngirim wortel ka Pasar Induk Kramatjati. Sabalikna ti pasar, kuring nyimpang ka Hotél Hilton International. Barang sup ka lobby hotél, aya nu ngagentraan. Kang Iday! cék sora awéwé.
Ari dilieuk, kuring olohok mata simeuteun. Atikah imut. Aduh, ieung… urut kabogoh téh mani jadi démplon kieu, gerentes haté. Hanjakal baheula kalah ditinggalkeun… hé…hé… Diteuteup ti luhur ka handap, katara awakna tambah ngeusi jeung tambah geulis, ngan dangdosan mah tetep baé nganggo busana muslimah, leungeun katuhu ngeupeul Nokia, leungeun kénca ngajinjing IBM Notebook.
Hey, teu kénging melong sapertos kitu. Engké ku abdi diwartoskeun ka Ceu Empat di Cikajang geura, manéhna ngagonjak. uring ngélémés éra ngadéngé Atikah nyebut ngaran pamajikan.
Kang, Ujang Obon tos ngantosan ti tatadi, hayu! Kuring nuturkeun manéhna naék lift. Reg lift eureun di tingkat pangluhurna, president suite.
Barang amprok jeung Jon Bon Jovi, manéhna ukur maké kaos utung jeung disasarung. Manéhna teu sirikna ngagabrug. Saterusna kuring jeung manéhna alécok ngawangkong.
Sanggeus rinéh, Iday, silaing inget kénéh waktu nganteur déwék néangan roko ka Cicadas téa?
Tangtu baé atuh. Naha kumaha kitu?
Apan omongan tukang béca anu keur maén gapléh téa jadi judul lagu kokojo keur albeum déwék anu panganyarna, témbalna semu agul bari ngasongkeun CD anu weuteuh kénéh.
Barang maca judul lagu kokojo anu dicitak dina bungkus CD, cakakak kuring seuri ngeunah pisan. Atuda kuring ogé milu ngadéngé, atra pisan tukang béca téh ngomong, Najis, aing mah!… balak kosong!
Naha atuh ari dina judul lagu bet jadi robah kieu? Teuing Jon Bon Jovi anu ceuli léntaheun atawa pédah nulisna maké basa Inggris lentong New Jersey . Nu sidik, dina éta CD téh ngajeblag tulisan anu judulna, Best cut: This ain't a Love Song… [sumber ti: kaskus--indonesian community]
Langganan:
Postingan (Atom)